Kapal Tenggelam di Selat Bali

Komang Wiardani Matur Piuning, Harap Suaminya Ditemukan Selamat, KMP Tunu Tenggelam di Selat Bali

Ni Komang Wiardani (46) tampak duduk sembari menatap lautan lepas dari Pantai Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana, Bali pada 4 Juli.

Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Putu Kartika Viktriani
Tribun Bali/I Made Prasetia Aryawan
DUDUK - Ni Komang Wiardani (46) tampak duduk sembari menatap lautan lepas dari Pantai Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana, Jumat 4 Juli 2025 siang. Adalah istri dari salah satu korban insiden KMP Tunu Pratama Jaya yang diketahui bernama I Komang Surata (55). 

NEGARA, TRIBUN-BALI.COM - Ni Komang Wiardani (46) tampak duduk sembari menatap lautan lepas dari Pantai Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana, Bali pada Jumat 4 Juli 2025 siang.

Sesekali, ia tampak tak kuasa menahan air matanya ketika mengingat komunikasi terkahir dengan suaminya.

Adalah istri dari salah satu korban insiden KMP Tunu Pratama Jaya yang diketahui bernama I Komang Surata (55).

Menurut pantauan, ia bersama dua keluarga lainnya melakukan ritual matur piuning di Pantai Pebuahan.

Harapannya, korban segera ditemukan dalam kondisi selamat.

Wiardani menuturkan, belum menerima informasi apapun terkait suaminya pada hari kedua proses pencarian dan penanganan insiden KMP Tunu Pratama Jaya ini.

Kemarin, dirinya menunggu informasi terkait keberadaan suaminya di Pelabuhan Gilimanuk sejak dinihari hingga sore hari.

Namun tidak ada informasi yang pasti mengenai Komang Surata.

 

"Belum ada informasi apapun hari ini (hari kedua),”ucapnya.

Dia mengakui, pada hari kedua ini dirinya bersama keluarga juga melakukan ritual nunas baos dan memperoleh petunjuk.

Baca juga: SUASANA Mencekam Jelang KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam di Selat Bali, Penumpang Berteriak Panik

Wiardani kemudian melaksanakan ritual matur piuning di Pantai Pebuahan. 

"Saat nunas baos, suami saya (Komang Surata) masih di tengah laut dan masih hidup namun kondisinya mulai lemah. Mudah-mudahan segera ke daratan, segera ditemukan dan kondisinya selamat," harapnya.

Warga asal Lingkungan Menegaskan, Kelurahan Dauhwaru, Jembrana ini juga menuturkan sempat berkomunikasi dengan suaminya sebelum insiden kapal tenggelam itu terjadi.

Tak ada yang berbeda dari suaminya saat itu. Ia hanya berpesan jangan tidur terlalu malam atau begadang.

"Tidak ada yang berbeda. Kebiasannya memang selalu nelfon dan menanyakan sudah makan dan berpesan jangan begadang untuk menjaga kondisi tetap fit," tutupnya. 

Untuk diketahui, I Komang Surata (55) merupakan salah satu korban dari insiden KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali, Kamis 3 Juli 2025 dinihari kemarin.

Dia merupakan salah satu korban yang belum ditemukan hingga saat ini.

Keluarga berharap Komang bisa segera ditemukan dan dalam keadaan selamat.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved