Berita Badung

Program Satu Keluarga Miskin Satu Sarjana Kembali Digodok Pemkab Badung

Pemkab Badung kembali menggodok program satu keluarga miskin satu sarjana.

Istimewa
RAKOR - Bupati Adi Arnawa saat melaksanakan Rakor Program Beasiswa untuk Masyarakat Badung beberpaa hari lalu 

Mengingat ada sejumlah indikator yang menentukan lolos atau tidaknya siswa itu.

Baca juga: NASIB Sayu Tak Bisa Tarik Uangnya Rp107 Juta di LPD Mambal Badung dari Zaman Covid-19, Kok Bisa?

“Kriteria yang ditetapkan oleh Kemensos RI sangat teknis dan detail, mencakup 14 indikator seperti rumah dengan lantai tanah, penerangan non-listrik, konsumsi makanan terbatas, dan tidak memiliki tabungan," ujarnya.

Sementara di Badung, kata Ngurah Raka hampir semua keluarga, walaupun tergolong miskin namun sudah memiliki rumah dengan berlantai dan akses listrik minimal 400 watt. 

"Itu yang menjadi kendala kita. Sehingga kita perlu nanti koordinasikan dan bahas terkait masalah ini," ucapnya

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Badung, I Gusti Made Dwipayana, menyebutkan bahwa banyak calon penerima beasiswa gugur karena tidak memenuhi kriteria administratif, meskipun secara ekonomi mereka layak menerima bantuan.

Namun tidak menutup kemungkinan ada siswa yang lolos dan sudah memanfaatkan program tersebut.

Pihaknya pun mengaku untuk mengikuti program tersebut, banyak masyarakat terbentur pada ketentuan yang mengharuskan verifikasi data berdasarkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dari Kemensos.

Padahal, banyak keluarga di Badung yang secara kasat mata tergolong miskin, namun tidak tercatat dalam DTKS karena tidak memenuhi indikator formal yang ditetapkan. 

"Jadi masih digodok dan mencari regulasi yang tepat," imbuhnya. (*)

 

Berita lainnya di Pemkab Badung

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved