Kemiskinan di Bali
IRONI Pulau Bali, Surga Dunia Tak Menghampiri Wayan Budiasa, Istri Depresi, Sekolah Anak Hanya Mimpi
Pria yang mengaku bernama Wayan Budiasa, asal Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, itu lalu menyampaikan istrinya sedang depresi berat di kosannya
TRIBUN-BALI.COM - Seorang pria dan anak kecil berpakaian lusuh tiba-tiba datang ke kantor redaksi Tribun Bali di Jl Tukad Musi, Renon, Denpasar, Senin 14 Juli 2025 petang lalu. Tampak wajahnya terlihat cemas dan panik.
Pria yang mengaku bernama Wayan Budiasa, asal Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, itu lalu menyampaikan istrinya sedang depresi berat di kosannya di Banjar Manguntur, Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar.
“Saya sudah ke mana-mana cari bantuan tapi belum ada merespon. Saya putuskan ke sini (Tribun Bali) berharap bisa dibantu dicarikan dokter untuk menangani istri saya,” kata Budiasa kepada sejumlah awak redaksi yang saat itu ada di kantor Tribun Bali.
Setelah menanyakan lebih detail tentang kondisi istrinya, redaksi menelepon dan berdiskusi dengan ahli kejiwaan dr Gusti Ngurah Rai. Akhirnya dr Rai berkenan memeriksa istri Budiasa keesokan harinya. Redaksi coba mengorek tentang latar belakang keluarga Budiasa.
Baca juga: TANGIS Budiasa Tak Tau Mau Ngadu Kemana, Sang Istri Depresi & Anak Tidak Sekolah, Kisah Pilu di Bali
Baca juga: KISAH Ibunda Wali Kota Denpasar, Sosok Wanita Tangguh Hidupi 9 Anak dari Jadi Serati Banten
Dengan nada terbata-bata, ia menuturkan tinggal di kosan kecil bersama istri yang sudah 15 hari terbaring lemah dan tiga putranya. “Anak pertama saya astungkara ditanggung Relawan Bali sejak di SMP hingga sekarang mau masuk SMK.
Anak kedua tiang putus sekolah sejak kelas 2 SD, harusnya sekarang sudah SMP. Sedang anak ketiga tiang tidak pernah sekolah sama sekali dan seharusnya sudah kelas 3 SD,” ujarnya.
Lebih miris lagi, ia mengaku dari seharian anaknya belum makan, sembari menoleh ke si kecil Komang yang tubuhnya terlihat kurus dan matanya sayu. “Kalau Bapak tidak percaya, silakan datang lihat ke kosan saya,” pintanya.
Awak Tribun Bali mendatangi keluarga Budiasa di kosannya, Jumat (18/7) sore. Sungguh terenyuh begitu melihat kondisi istri dan anak-anaknya. “Beginilah keadaan tiang dan keluarga. Kami berlima di sini, dan istri hanya terbaring di Kasur,” kata Budiasa pilu.
Tampak di dalam kosan dengan model rumah petak, dengan ukuran kamar sekitar 3x5 meter tersebut, istri Budiasa memang terlihat terbaring di kasur lusuh memakai selimut di kaki.
Sementara anak pertamanya, Gede Deni Pranajaya Saputra, tengah membuat layangan. Anak keduanya, Kadek Muliadi Sentosa, membungkus keripik singkong, dan anak ketiganya Komang Arjuna sedang bermain.
“Keripik dan layangan niki tiang jual. Niki manten aktivitas tiang sareng anak-anak untuk mencukupi biaya hidup sehari-hari,” tutur Budiasa.
Sebelum istrinya sakit, Budiasa bersama sang istri berjualan gorengan ubi di depan Terminal Batubulan, sekalian membuat layangan dan jualan keripik. Namun sejak istrinya sakit, dirinya tidak lagi bisa berjualan gorengan. Ia tak lagi bisa beraktivitas, termasuk membuat layangan, karena harus merawat sang istri.
“Harapan tiang, semoga istri mendapat penanganan. Tiang berharap ada pemerintah yang bisa membantu memberikan perawatan istri tiang supaya bisa sembuh. Terus terang tiang tidak punya biaya untuk pengobatannya, sementara KIS-nya belum bisa diaktifkan,” katanya.
Sementara untuk sekolah dua anaknya, sudah diterima Paket A di Tembau Denpasar. “Komang dan Kadek sama-sama di Paket A. Komang mulai dari kelas 1 dan Kadek kelas 3. Senin niki mulai sekolah, tapi mereka belum punya pakaian dan Sepatu,” ujar Budiasa dengan mata berkaca-kaca.
“Sedih sekali sewaktu dulu putus sekolah di SD, jelang naik kelas 3. Sekarang saya mulai lagi dari Paket A, kelas 3. Ga pa pa, yang penting tiang bisa sekolah lagi. Paling tidak tiang bisa lulus SD,” lirih Kadek Muliadi, yang dulu masuk SD swasta dibantu oleh seorang guru di sekolahnya.
| Istri Wayan Budiasa Akhirnya Dirujuk ke RSJ Bangli, Dinsos hingga Satpol PP Turun Tangan | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| ANGKA Kemiskinan di Bali 3,8 Persen, Pemprov Bali Buat Program Bedah Rumah Rp 100 Juta Per Unit | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| GIANYAR Disebut Jadi Penyumbang Kemiskinan Ekstrem, Pemkab Sebut karena Duktang! Simak Beritanya | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| GIANYAR Masuk Jajaran Kemiskinan Ekstrem di Bali, Simak Pendapat PJ Gubernur Bali dan Mangku Pastika | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|

												      	
												      	
												      	
												      	
				
			
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.