Breaking News

Berita Bali

TANGIS Budiasa Tak Tau Mau Ngadu Kemana, Sang Istri Depresi & Anak Tidak Sekolah, Kisah Pilu di Bali

 Wayan Budiasa mengetuk pintu kantor Tribun Bali malam itu. Dengan wajah sayu dan penuh keresahan dia datang bersama anaknya. 

Putu Supartika - Tribun Bali
JEMPUT - Dinas Sosial Bali, Gianyar, Satpol PP Bali dan unsur desa serta lingkungan di Batubulan saat turun ke kediaman Wayan Budiasa. 

TRIBUN-BALI.COM - Wayan Budiasa mengetuk pintu kantor Tribun Bali malam itu. Dengan wajah sayu dan penuh keresahan dia datang bersama anaknya. 

"Mohon maaf, saya mau mengadu, istri saya depresi," kata pria asal Karangasem ini beberapa hari lalu. Sang anak hanya memegangi baju sang ayah dan diam di belakangnya. 

Budiasa tampak kebingungan, ia seperti telah kehabisan akal dan daya upaya. Kedatangannya ke kantor Tribun Bali, memohon bantuan untuk menangani istrinya yang sedang depresi

Akhirnya, Pimpinan Redaksi Tribun Bali, Komang Agus Ruspawan, mendatanginya dan mengajak diskusi. Tribun Bali pun berupaya membantu, dengan menghubungi berbagai pihak terkait, seperti dokter ahli kejiwaan, hingga dinas sosial. 

Miris rasanya mendengar kisah Budiasa, yang tinggal di sebuah kos berdesakan bersama 3 anak dan seorang istri yang sedang depresi. Pilunya lagi, anak-anaknya bahkan tidak bisa bersekolah. 

Baca juga: Istri Wayan Budiasa Akhirnya Dirujuk ke RSJ Bangli, Dinsos hingga Satpol PP Turun Tangan

Baca juga: TRAGEDI Kecelakaan Maut, Budiasa Terpental 10 Meter, Anggota Linmas Tewas Usai Ditabrak Truk Molen!

TURUN - Dinas Sosial Bali, Gianyar, Satpol PP Bali dan unsur desa serta lingkungan di Batubulan saat turun ke kediaman Wayan Budiasa.
TURUN - Dinas Sosial Bali, Gianyar, Satpol PP Bali dan unsur desa serta lingkungan di Batubulan saat turun ke kediaman Wayan Budiasa. (Tribun Bali/Putu Supartika)

Budiasa bukan tidak mau menyekolahkan anak-anaknya, hanya saja ia tidak mampu. Penghasilan dari berjualan layang-layang jauh dari harapan, makan pun susah. 

Ditambah kini harus menghadapi dilema, istri menderita depresi dan ternyata tak terjadi sekali. Sebelumnya bahkan sang istri sempat terkena DBD, lalu terkena depresi.

Sungguh ironi di Bali, yang katanya Pulau Surga tapi mungkin bagi keluarga Budiasa adalah neraka. Pimred Tribun Bali pun, mendatangi kos tempat tinggal Budiasa di Desa Batubulan, Gianyar, Bali

Melihat secara langsung, kehidupan yang dialami Budiasa bersama keluarga kecilnya yang begitu memilukan. “Saya sudah ke mana-mana mencari bantuan tapi belum ada merespon. Saya putuskan ke sini (Tribun Bali) berharap bisa dibantu dicarikan dokter untuk menangani istri saya,” kata Budiasa.

Redaksi Tribun Bali pun, kemudian menelepon dan berdikusi dengan ahli kejiwaan Dokter Gusti Rai. Akhirnya Dokter Gusti Rai berkenan memeriksa istri Budiasa keesokan harinya. Dan terkuak fakta, bahwa istrinya memang sudah menjadi pasien dengan gangguan kejiwaan sebelumnya. 

“Anak pertama saya ditanggung Relawan Bali sejak SMP hingga sekarang mau masuk SMK. Anak kedua tiang putus sekolah sejak kelas 2 SD, harusnya sekarang sudah SMP. Sedang anak ketiga tiang tidak pernah sekolah sama sekali dan seharusnya sudah kelas 3 SD,” ujarnya.

“Beginilah keadaan tiang dan keluarga pak. Kami berlima di sini, dan istri hanya terbaring di kasur,” kata Budiasa. Tampak di dalam kosan dengan model rumah petak, dengan ukuran kamar sekitar 3x5 meter tersebut, istri Budiasa memang terlihat terbaring di kasur lusuh memakai selimut di kaki. 

Sementara anak pertamanya, Gede Deni Pranajaya Saputra, tengah membuat layangan. Anak keduanya, Kadek Muliadi Sentosa, membungkus keripik singkong, dan anak ketiganya Komang Arjuna sedang bermain. 

“Kripik dan layangan niki tiang jual. Niki manten aktivitas tiang sareng anak-anak untuk mencukupi biaya hidup sehari-hari,” tutur Budiasa.

Sebelum istrinya sakit, Budiasa bersama sang istri berjualan gorengan ubi di depan Terminal Batubulan, sekalian membuat layangan dan jualan keripik. Namun sejak istrinya sakit, dirinya tidak lagi bisa berjualan gorengan. Ia tak lagi bisa beraktivitas, termasuk membuat layangan, karena harus merawat sang istri.

“Harapan tiang, semoga istri mendapat penanganan. Tiang berharap ada pemerintah yang bisa membantu memberikan perawatan istri tiang supaya bisa sembuh. Terus terang tiang tidak punya biaya untuk pengobatannya, sementara KIS nya belum bisa diaktifkan,” katanya.

Tribun Bali menemui keluarga Wayan Budiasa di kosannya, Jumat 18 Juli 2025 sore. Kisah Pilu Keluarga Budiasa; Istri Terbaring Lemah, Anak Putus Sekolah, Biaya Sehari-hari Pun Susah!
Tribun Bali menemui keluarga Wayan Budiasa di kosannya, Jumat 18 Juli 2025 sore. Kisah Pilu Keluarga Budiasa; Istri Terbaring Lemah, Anak Putus Sekolah, Biaya Sehari-hari Pun Susah! (Tribun Bali)

Sang Istri Mau Dibawa ke RSJ Bangli 

Setelah dilakukan dialog yang cukup alot, Wayan Budiasa akhirnya mengizinkan istrinya untuk dirawat di RSJ Bangli.

Pada Minggu, 20 Juli 2025 siang, Dinas Sosial Provinsi Bali, Satpol PP Provinsi Bali, Dinas Sosial Kabupaten Gianyar, RS Dharma Yadnya, Puskesmas I Sukawati, pihak desa dan lingkungan mendatangi kos milik Wayan Budiasa di kawasan Batubulan.

Semua pihak memberikan pemahaman agar istri Wayan Budiasa, yang terbaring sakit sejak 20 hari lalu dirawat di RSJ Bangli. Awalnya Budiasa bersikeras mengajak istrinya untuk dirawat di RSUD Wangaya.

Namun setelah diberikan pemahaman oleh semua pihak, ia pun luluh untuk mengizinkan istrinya dirawat ke RSJ. Kadis Sosial Provinsi Bali, dr. AA Sagung Mas Dwipayani, didampingi Kadis Sosial Kabupaten Gianyar, Anak Agung Gde Putrawan mengatakan, istri Wayan Budiasa mengalami gangguan mental.

"Bukan hanya psikosis, tapi mengarah ke skizofrenia. Dan ini harus dirawat inap," paparnya. Selama ini dengan rawat jalan, penanganan belum bisa dilakukan optimal dan konsumsi obat juga tidak rutin.

Sehingga jika tidak dilakukan rawat inap, dengan pemberian obat yang rutin dan terjaga, kemungkinan sembuh agak sulit.

"Setelah komunikasi bersama semua pihak termasuk Dinsos Gianyar, Satpol PP, media dan mayarakat, akhirnya keluarga, dalam hal ini Pak Budiasa mengizinkan istrinya untuk rawat inap di RS Jiwa Bangli," paparnya.

Ia berharap dengan perawatan yang ditanggung penuh pemerintah ini, bisa segera sembuh. Saat ini, masih ada dua anak Budiasa yang putus sekolah.

Dan Dinsos Bali mengupayakan agar kedua anaknya, diizinkan dimasukkan ke Panti Sosial Anak Asuh di Buleleng milik Dinas Sosial Bali.

"Dua anaknya yang putus sekolah, sampai saat ini bapaknya masih bersikeras untuk tidak memasukkan ke dalam panti sosial anak asuh di Buleleng milik Dinsos Bali. Dan akan melanjutkan di SKB kesetaraan di Denpasar," paparnya.

Pihaknya pun sudah melakukan komunimasi dengan Disdikpora Denpasar terkait hal itu. Selain itu, Dinsos bersama jajarannya juga membawa sembako. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved