MPLS di Bali

Tut Jimmy Akui Ada Plus Minusnya, Ikuti Program Ayah Teladan di Jembrana

Program Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) di Jembrana sudah mulai dilaksanakan pada hari pertama sekolah di tahun ajaran baru

Tribun Bali/I Made Prasetia Aryawan
ANTAR - Salah satu orangtua siswa yakni ayah sedang mengantar anaknya ke sekolah di Jembrana pada hari pertama sekolah, Senin 21 Juli 2025. 

Tut Jimmy Akui Ada Plus Minusnya, Ikuti Program Ayah Teladan di Jembrana

TRIBUN-BALI.COM, JEMBRANA - Program Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) di Jembrana sudah mulai dilaksanakan pada hari pertama sekolah di tahun ajaran baru 2025/2025, Senin 21 Juli 2025 pagi.

Meskipun belum tinggi, namun di setiap sekolah disebutkan angkanya sudah mencapai sekitar 30 persen.

Selama ini, anak diantar sekolah didominasi oleh ibu bahkan kakeknya.

Baca juga: MPLS SMP di Denpasar Bali Tekankan Pendidikan Karakter, Pencegahan Kekerasan hingga Bijak Bermedsos

Diketahui, program pemerintah ini bertujuan untuk meningkatkan peran dan keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak dan pendampingan remaja.

Sejumlah orang tua memberikan penilaian terdapat program ini.

Sebagian mendukung dan sebagian meminta ke pemerintah agar memaklumi karena kendala ayah yang harus pergi bekerja di pagi hari.

Baca juga: Difokuskan di SMPN 1 Petang, Disdikpora Buka MPLS Kabupaten Badung 2024

"Selain pelaksanaan MPLS, kami juga memantau program ayah tauladan antar anak sekolah," kata Kepala Disdikpora Jembrana, I Gusti Putu Anom Saputra saat dikonfirmasi, Senin 21 Juli 2025.

Secara umum, kata dia, program GATI yang ditelurkan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga di Jembrana sudah mulai berjalan.

Pihak Disdikpora mengakui menerima banyak laporan bahwa sebagian ayah sudah mengantar anaknya sekolah di hari pertama tahun ajaran baru ini.

Baca juga: Sapa Siswa SLB Negeri 2 Saat MPLS, Antari Jaya Negara Tekankan Pentingnya Menabung Sejak Dini

"Tadi sudah banyak (ayah) yang antar sekolah. Kalau persentase di beberapa sekolah sudah ada sekitar 30 persen," ungkapnya. 

Disinggung mengenai kendala realisasi program tersebut, Anom Saputra menyebutkan faktor utama adalah soal waktu.

Yang mana banyak ayah yang bekerja di pagi hari sehingga tidak bisa mengantar anaknya ke sekolah. Sehingga dilimpahkan ke ibu atau keluarga terdekatnya. 

Baca juga: 3 Hari MPLS SMA di Jembrana, Pencegahan & Penanganan Kekerasan di Sekolah Jadi Materi Pokok!

"Faktor utama kendalanya karena bekerja pagi. Tapi, setidaknya bapak atau ayah sudah mengetahui bahwa hari ini adalah pertama masuk sekolah dan mengikuti MPLS," jelasnya. 

Terpisah, orang tua siswa sekaligus ayah teladan,  Ketut Jimmy (48) mengakui secara umum program ini sangat bagus.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved