Berita Buleleng

JENAZAH Boss Cengkeh Digali Lagi, Jadi Korban Pembunuhan Buruh Serabutan di Sukasada Buleleng

Sebab sejumlah anggota kepolisian pada Kamis (24/7) pagi, melakukan pembongkaran makam seorang lansia bernama Ketut Parmi. 

ISTIMEWA
EXSHUMASI – Aparat kepolisian dan tim forensik melakukan ekshumasi di makam Ketut Parmi, di Banjar Dinas Bululada, Desa Selat, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Kamis (24/7). 

Kisaran waktunya sekitar pukul 02.30 hingga pukul 03.00 Wita. AKP Widura menyebut, rumah yang ditinggali Ketut Parmi sejatinya juga dihuni oleh anggota keluarga lain. Hanya saja pada saat peristiwa ini terjadi, pihak keluarga lainnya sedang melayat ke rumah tetangga. 

“Anggota keluarga yang lain sedang medelokan ke tetangga yang sedang berduka. Karena keluarga berpikir situasi di sekitar aman, sehingga gerbang tidak dikunci dan pintu belakang juga tidak dikunci,” ucapnya. 

Mirisnya, situasi ini justru dimanfaatkan oleh SY untuk melancarkan aksinya. SY mengetahui secara jelas kondisi rumah hingga nekat melakukan tindakan keji itu. Apalagi rumah SY masih satu banjar dengan Parmi. 
AKBP Sutadi mengungkapkan, peristiwa ini terjadi pada Kamis (17/7) sekitar pukul 02.30 wita.

SY yang merupakan buruh serabutan di kebun cengkih milik Ketut Parmi, nekat masuk ke rumah bosnya untuk mencuri. 

“Pelaku masuk lewat pintu yang tidak dikunci, kemudian langsung masuk ke kamar korban. Pelaku takut ketahuan aksinya karena korban kenal dengan pelaku. 

Sehingga pelaku sempat menutup wajah korban dengan kain dan bantal yang ada di kamar tidur korban,” ungkap AKBP Sutadi. 

Setelahnya, SY segera mengambil kunci brankas tempat penyimpanan barang berharga milik Parmi. Mudah bagi SY, sebab kunci brankas itu ternyata disimpan di dekat meja rias.

Dengan segera SY menguras barang-barang di berankas berupa perhiasan emas dan uang tunai. “Kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta,” sebutnya. 

AKBP Sutadi juga menjelaskan jika pihak keluarga merasa curiga atas kematian Ketut Parmi yang secara mendadak. Sebab lansia 73 tahun itu diketahui sehat. Selain itu barang-barang berharga juga hilang.

Namun karena sedang berduka, pihak keluarga memilih untuk menunda laporan sementara. Laporan secara resmi baru dilayangkan pada Senin (21/7).

“Tiga hari lalu setelah kami menerima laporan, langsung kami lakukan penyelidikan secara mendalam. Setelah diyakini terjadi peristiwa pidana dan diketahui pelakunya, langsung kita lakukan pengamanan yang diduga pelaku,” jelasnya.

Ditambahkan AKP Widura, pihaknya belum bisa menjawab secara pasti apa penyebab kematian Parmi. Karenanya pada Kamis (24/7) pihaknya melakukan ekshumasi atau penggalian kuburan. “Ini tujuannya untuk bisa menguatkan betul yang bersangkutan meninggal tidak wajar,” katanya. 

Dikatakan pula jika SY mengakui perbuatannya. Pengakuan SY selanjutnya dijadikan petunjuk untuk didalami lagi. 

“Kita prinsipnya pembuktian saintifik, makanya kita exshumasi. Jadi tersangka mau ngomong apapun, kami kesampingkan dulu. Kami anggap itu sebagai petunjuk untuk kami dalami,” imbuhnya. 

Disinggung soal perbuatan SY yang telah direncanakan, AKP Widura mengaku hal ini masih didalami. Sebab terkait perencanaan harus dibuktikan adanya niat dari pelaku.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved