Berita Nasional

Harga Beras Tembus Rp 103.000 Per 5 Kg, Warga Keluhkan Harga Beras Premium Melonjak 33 Persen

Kenaikan harga beras yang mencapai sekitar 33 persen itu menurutnya terasa memberatkan. 

Freepik
Ilustrasi beras - Harga Beras Tembus Rp 103.000 Per 5 Kg, Warga Keluhkan Harga Beras Premium Melonjak 33 Persen 

Lonjakan harga beras premium di ritel modern, ditambah kabar soal kasus beras oplosan, membuat banyak konsumen mengubah kebiasaan belanjanya.  

Kini, pasar tradisional justru kembali menjadi pilihan utama masyarakat karena harga lebih bersahabat dan kualitas beras dianggap tidak kalah. 

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, mengatakan harga beras premium di pasar tradisional hanya sekitar Rp 13.000 per kilogram (kg), jauh lebih rendah dibanding di ritel modern yang menembus Rp 17.000 hingga Rp 18.000 per kg. 

Amran menilai kondisi langkanya beras premium di ritel modern sebenarnya tidak sepenuhnya buruk. 

Justru, pedagang kecil dan penggilingan beras skala kecil ikut diuntungkan. 

Ia menerangkan, pasokan beras ke pasar tradisional sebagian besar memang berasal dari penggilingan kecil dan menengah. 

Sementara itu, ritel modern umumnya dipasok oleh pabrik besar. 

Data Kementerian Pertanian mencatat, Indonesia saat ini memiliki 1.065 pabrik besar dengan kapasitas giling 30 juta ton gabah per tahun, 7.300 pabrik menengah dengan kapasitas 21 juta ton, serta 161.000 penggilingan kecil yang sanggup menggiling hingga 116 juta ton gabah per tahun. 

Dengan kapasitas nasional gabah yang hanya sekitar 65 juta ton, Amran meyakini penggilingan kecil mampu menopang kebutuhan beras dalam negeri. 

Namun, ia mengingatkan adanya persaingan harga yang kerap membuat penggilingan kecil terdesak. 

Pabrik besar dinilai berani membeli gabah dengan harga lebih tinggi, di kisaran Rp 6.700 hingga Rp 7.000 per kilogram, sementara standar harga hanya Rp 6.500 per kilogram. 

“Pemerintah menginginkan penggilingan kecil jangan sampai tertindas. Ini ekonomi kerakyatan, makanya pemerintah intervensi lewat subsidi pangan. Tahun ini Rp 150 triliun, dan tahun depan naik jadi Rp 160 triliun,” tutur Amran saat ditemui beberapa waktu lalu. (kontan)

Operasi Pasar Tak Berdampak 

Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) heran harga beras di seluruh daerah tetap tinggi meskipun pemerintah telah melakukan operasi pasar beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). 

Sekretaris Jenderal Kemendagri Tomsi Tohir menilai ada yang janggal dengan kenaikan harga beras di tahun ini. 

Halaman
1234
Sumber: Kontan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved