Berita Nasional

Harga Beras Tembus Rp 103.000 Per 5 Kg, Warga Keluhkan Harga Beras Premium Melonjak 33 Persen

Kenaikan harga beras yang mencapai sekitar 33 persen itu menurutnya terasa memberatkan. 

Freepik
Ilustrasi beras - Harga Beras Tembus Rp 103.000 Per 5 Kg, Warga Keluhkan Harga Beras Premium Melonjak 33 Persen 

Apalagi operasi pasar sudah berjalan satu bulan namun kenaikan harga beras tetap sulit di redam. 

“Baru tahun ini, satu bulan sudah disalurkan tapi harganya tetap naik. Ini yang betul betul menjadi tantangan karena tahun sebelumnya 2 minggu saja kita salurkan SPHP itu harga langsung turun,” katanya dalam Rapat Pengendalian Inflasi, Selasa 19 Agustus 2025. 

Melihat kondisi ini, Tomsi meminta Bulog untuk mempercepat penyaluran beras SPHP ke daerah-daerah. 

Ia juga meminta kepada daerah untuk aktif melakukan operasi pasar guna menekan harga beras. 

“Dari Bulog tidak bisa kerja sendiri bapak kepala daerah yang hadir untuk segera masifkan, bantu memasifkan beras SPHP agar harganya bisa turun,” ujar Tomsi. 

Sementara itu, Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Rini Andrida mengatakan, pihaknya saat ini terus melakukan percepatan penyaluran beras SPHP. 

Apalagi saat ini harga beras di pasar telah melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. 

Rini bilang hingga 19 Agustus 2025 realisasi penyaluran beras SPHP telah mencapai 38.811 ton atau baru 2,94 persen dari target pemerintah sebesar 1,3 juta ton hingga akhir tahun nanti. 

Rini mengklaim Bulog telah berupaya memenuhi seluruh saluran. 

Bulog juga bekerja sama dengan TNI/Polri, pemerintah daerah hingga BUMN Pangan dalam disrtibusi beras operasi pasar ini. 

“Kami seluruh karyawan juga melakukan kanvasing di seluruh pasar yang ada di di wilayah kerja kami,” ujar Rini. 

Dalam rangka meredam harga beras di pasar, Bulog tak hanya menyalurkan beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) ke pasar modern, namun juga ke berbagai ritel modern seperti Indomaret, Alfamart, dan Hypermart di seluruh wilayah di seluruh Indonesia. (kontan)

Penggilingan Padi Kembali Beroperasi 

Sementara itu, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi), Sutarto Alimoeso, menyebut sejumlah penggilingan padi sudah mulai kembali beroperasi seiring turunnya harga gabah di lapangan. 

“Hari-hari ini panen sudah mulai di beberapa daerah, harga gabah mulai turun, jadi beberapa penggilingan padi sudah ada yang mulai berproduksi,” ujar Sutarto, Selasa 19 Agustus 2025.

Sebelumnya, maraknya penutupan pabrik penggilingan terjadi di sejumlah daerah lumbung padi seperti Karawang, Sukoharjo, Sragen, Karanganyar, hingga Jawa Timur. 

Di Karawang, misalnya, 10 dari 23 penggilingan atau sekitar 40 persen sempat menghentikan operasional.  

Penutupan ini dipicu kekhawatiran pelaku usaha atas penegakan hukum terkait dugaan praktik pengoplosan beras, selain faktor mahalnya harga gabah. 

Meski mulai ada yang kembali beroperasi, Sutarto menilai penggilingan padi kecil masih merasa tidak nyaman dengan adanya pengawasan aparat. (kontan)

Kumpulan Artikel Nasional

Sumber: Kontan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved