TRIBUN-BALI.COM, TABANAN- Sekitar pukul 14.10 Wita, Jarvi Tony Kristian (37) asal Finlandia tampak datang dengan menggunakan pakaian adat lengkap dengan udeng putih kuning dan kambel di areal Pura Luhur Batukau, Desa Wongaya Gede, Kecamatan Penebel, Tabanan, Senin (17/9/2018).
Tangan Tony pun tampak gemetar ketika sampai di depan pelinggih yang sempat ia naiki tersebut.
Ia sebelumnya dijemput polisi dari sebuah penginapan yang terletak di daerah Burunan mengunakan mobil patroli dari Polsek Penebel.
Baca: Pantai Eksotis nan Indah di Bali ini Ditutup, Wisatawan Gelar Protes
Dia datang bermaksud untuk ikut secara langsung proses ngaturang guru piduka setelah dirinya sempat menaiki pelinggih pekisan yang terletak di samping Aliran Tukad Yeh Mawe areal Pura Luhur Batukau beberapa waktu lalu.
Namun, sehari sebelum pelaksanaannya, bule Finlandia ini pun sempat bingung untuk menghadiri upacara dan hendak balik ke negaranya.
Untungnya, dia berhasil ditemui polisi dan dilakukan pendekatan untuk ikut dalam upacara tersebut.
Menurut pantauan, upacara ngaturan guru piduka pun dimulai sektar pukul 15.00 Wita.
Baca: Sang Guru Pergoki Siswanya Duduk Sendirian di Kelas, Alasannya Sungguh Tak Diduga
Diawali dengan menggelar upacara pecaruan manca sata kemudian dilanjutkan ngaturan guru piduka.
Tony pun kemudian diarahkan untuk melakukan persembahyangan sebagaimana mestinya hingga selesai.
“Upacara ini bertujuan membersihkan dan menyucikan kahyangan pelinggih dan memohon agar Bhatara Sesuhunan yang berstana ditempat ini memaafkan segala kesalahan yang terjadi, dan berharap kejadian serupa tidak akan terjadi lagi di kemudian hari,” ujar Jro Mangku Kabayan (Jro Mangku Gede Luhur Batukau/Penglingsir) saat dijumpai, Senin (17/9/2018).
Menurut Jro Mangku Kabayan, mungkin dari yang bersangkutan tidak ada niat yang jelek, karena melihat view bagus dan ketidaktahuannya membuat kejadian ini terjadi.
Baca: Foto Mesra Viral, Istri Jeremy Thomas: Sophia Latjuba kan Janda, Kalian Berdua Otaknya Dipakai!
Terlebih lagi, letak pura yang berada sekitar 100 meter dari areal utama Pura Luhur Batukau ini.
Ketua Umum Pengempon Sad Kahyangan Jagat Bali Pura Luhur Batukau, I Gede Manu Ardana mengatakan, mewakili 8 desa pakraman dan 12 banjar adat yang ada bahwa sudah sepakat untuk menggelar upacara ini dan kasusnya sudah dianggap selesai.
"Kalau ada persoalan lain (hukum) diluar, kami tidak ada kaitannya. Karena bagi kami ini sudah selesai," katanya.
Pria yang juga menjabat sebagai Bendesa Adat Wongaya Gede ini menegaskan, akan memasang pintu trali besi di seluruh pura yang belum terpasang pintu.