AWK Dilaporkan ke Polda Bali

Panglingsir Puri Klungkung Ungkap Pengakuan AWK Terkait Asal Gelar & Klaim sebagai Raja Majapahit

Penulis: Eka Mita Suputra
Editor: Ady Sucipto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Arya Wedakarna

Menurut Ngurah Harta, statemen-statemen yang disampaikan AWK ke publik bisa merusak generasi muda.

"Misalnya soal sulinggih, terus pengaburan sejarah, mengaku diri raja, ini kan bisa merusak mental generasi muda kita. 20 tahun ke depan generasi muda kita bisa percaya bahwa di Bali ada raja Mahapahit. Padahal itu keliru," jelas pria yang sempat maju menjadi calon DPD RI itu.

Di tengah sistem pendidikan sejarah yang semakin berkurang di tingkat sekolah, menurut Ngurah Harta, generasi muda Bali bisa dengan mudah percaya dan yakin bahwa di Bali ada raja Majapahit.

"Karena pelajaran sekarang di sekolah sejarah kan tidak seperti dulu.

Sehingga anak-anak muda umur 5 tahun tidak paham tentang Majapahit akhirnya membaca apa yang dia klaim di advertorial berita iklan," ungkap Ngurah Harta seraya berharap anak muda Bali cerdas dan tak mudah percaya dengan klaim-klaim yang disampaikan AWK.

Selain itu, kata dia, tindakan AWK perlu dibawa ke ranah hukum karena baginya ini lebih parah dari isu-isu SARA yang berkembang di luar Bali.

"Mengapa sekarang dilaporkan? Ini sebenarnya lebih parah daripada di Jawa.

Karena ini merusak tatanan tradisional Bali. Soal semua, sulinggih dan sebagainya.

Dia ngomong tidak paham agama tapi ngomong agama," tutur Ngurah Harta.

Ngurah Harta juga menyampaikan bahwa sebetulnya AWK bukanlah keturunan bangsawan.

Walau di Bali banyak puri, namun menurut Ngurah Harta, tak satupun tokoh puri yang pernah mengklaim diri sebagai raja di Bali.

Justru AWK yang menurutnya bukan keturunan bangsawan berani mengklaim diri raja.

"Di Bali banyak puri, tidak ada mau mengaku sebagai raja Majapahit. Karena di Bali memang tidak ada keturunan Majapahit. Kalau Majapahit menaruh orangnya pada zaman dulu ketika Bali dikalahkan, iya benar.

Dibantu oleh arya-arya itu. bukan Arya Weda. Yang ada Arya Kenceng, Arya Kepakisan, dan suadara-saudaranya," jelas Ngurah Harta.

Selain itu, Ngurah Harta juga melaporkan para pendukung AWK yang sempat menjelek-jelekan namanya di media sosial.

Halaman
1234

Berita Terkini