"Di negara-negara industri, sebagian besar dokter bekerja untuk diri mereka sendiri atau didanai oleh badan amal atau lembaga keagamaan, dan banyak orang tidak memiliki akses sama sekali," kata Laura Spinney, penulis sains dan penulis buku 'Pale Rider: The Spanish Flu of 1918 and How it Changed the World'.
• Rencana Kedatangan 500 TKA China Jadi Sorotan, Pemerintah Pusat Setuju, Tapi Ditolak Gubernur & DPRD
• Sejarah Singkat Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Dirayakan Tiap 2 Mei
• Prediksi Kekuatan Kim Yo Jong jika Nanti Menggantikan Kakaknya Kim Jong Un
Muda dan miskin
Flu Spanyol menyerang dalam cara yang belum pernah disaksikan sebelumnya terkait dengan wabah flu.
Dibandingkan dengan pandemi 1889-1890 yang membuat lebih satu juta orang meninggal di dunia, pada saat itu penyakit lebih cepat menyebar.
Korban terparah pada kelompok umur 20 sampai 40 tahun.
Pria juga lebih banyak yang menjadi korban.
Penyakit ini juga lebih menyerang negara-negara miskin.
Kajian tahun 2020 yang dilakukan seorang peneliti Harvard University, Frank Barro memperkirakan sekitar 0,5% penduduk AS meninggal, sementara di India 5,2% penduduknya meninggal.
Dua iklan pengobatan "anti-influenza" di harian Sin Po, Hindia Belanda. Surat kabar itu menerbitkan informasi tentang tanda-tanda klinis penyakit tersebut. Sin Po, 28 Oktober 1918 dan 30 Oktober 1918. (indonesiaatmelbourne.unimelb.edu.au).
• Mengenang Sosok Marsinah di Hari Buruh 1 Mei, Aktivis Buruh yang Tak Mau Mengalah pada Nasib
• Kadisnaker Bali Ngaku Sudah Surati Para Bupati Agar Tak Ada Lagi PHK, Pemprov Susun Kebijakan Baru
Flu Spanyol di Hindia Belanda
Hampir tak ada negara yang luput, termasuk Indonesia yang saat itu masih bernama Hindia Belanda
Dilansir dari Kompas.id, pandemi flu Spanyol 1918 mengakibatkan 900.000 kematian di Hindia Belanda.
Bahkan dalam laporan tersebut disebutkan, Flu Spanyol ini mewabah begitu cepat dan hanya dalam kurun empat bulan, Agustus-November 1918.
Pemerintah kolonial Hindia Belanda dinilai tak siap
Di Hindia Belanda, sejarawan Colin Brown menulis dalam artikelnya, ”The Influenza Pandemic of 1918 in Indonesia”, setidaknya 1,5 juta orang di Hindia meninggal akibat pandemi ini.