Laporan Wartawan Tribun Bali, A A Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Dalam rangka melaksanakan satu diantara tugas di bidang survei serta demi meningkatkan kualitas kajian, dan analisis Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali mengadakan survei dan liaison kepada responden di wilayah provinsi Bali.
Hal ini merupakan kontribusi Bank Indonesia kepada seluruh stakeholder.
“Bank Indonesia menyelenggarakan kegiatan SURYA (Survei Bicara) yang merupakan kegiatan diseminasi hasil hasil survei Bank Indonsia. Topik diseminasi kali ini adalah perkembangan ekonomi dan dunia usaha terkait dampak Covid-19,” jelas Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho, Rabu (20/5/2020).
Perekonomian Bali pada triwulan I-2020 terkontraksi sebesar (-1,14) persen, disebabkan menurunnya kinerja pariwisata di tengah pandemi Covid-19 yang melanda hampir seluruh negara di dunia.
• Tangani Pasien Covid-19, 110 Tenaga Medis di RSUD Buleleng Diusulkan Terima Insentif dari Kemenkes
• Setelah Lebaran, PLN Siap Jalankan Skenario New Normal Hadapi Pandemi Covid-19
• Diganjar 12 Tahun Penjara Karena Miliki 99,23 Gram Sabu & 699 Butir Ekstasi, Naryana Belum Bersikap
“Kinerja beberapa sektor utama pendukung pariwisata mengalami kontraksi pertumbuhan, seperti sektor akamodasi dan makan minum, transportasi serta perdagangan,” katanya.
Lebih lanjut, penurunan kinerja pariwisata tersebut juga berdampak terhadap menurunnya pendapatan masyarakat, yang selanjutnya memengaruhi konsumsi masyarakat.
Pada triwulan I-2020, konsumsi rumah tangga melambat dengan tumbuh 2,9 persen (yoy) dari triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh 5,7 persen (yoy).
Kontraksi dalam perekonomian Bali tersebut, juga terkonfirmasi dari beberapa survei yang dilakukan oleh KPwBI Provinsi Bali seperti Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), Survei Konsumen (SK) dan Survei Penjualan Eceran (SPE) serta survei insidentil mengenai kondisi dunia usaha maupun pendapatan masyarakat.
Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) terhadap 129 responden, pada triwulan I – 2020 menunjukkan penurunan dengan nilai Saldo Bersih Tertimbang (-31,9) persen, dibandingkan triwulan IV –2019 yang masih tumbuh 20 persen.
Penurunan tersebut terutama bersumber dari penurunan kinerja sektor akomodasi makan dan minum yang mencapai 16,77 persen serta Perdagangan Besar dan Eceran sebesar 5,30 persen.
Kinerja penjualan eceran, tertekan terutama sejak bulan Maret 2020.
“Indeks perdagangan riil Provinsi Bali turun mencapai 18 persen, pada bulan Maret 2020. Kontraksi diperkirakan berlanjut di bulan April 2020 dengan penurunan yang lebih dalam,” katanya.
Beberapa komoditas yang mengalami penurunan penjualan cukup dalam, adalah makanan, minuman dan tembakau dan sandang.
Kondisi ini sejalan dengan menurunnya permintaan dari hotel dan restoran, yang saat ini beroperasi secara minimal bahkan mengalami penutupan sementara.
• Kunjungan Masyarakat Denpasar ke Psikiater Meningkat Seminggu Terakhir, Rata-Rata Alami Keluhan Ini
• Seorang Anak 10 Tahun Positif Covid-19 di Kelurahan Kesiman Denpasar, 35 Orang Keluarganya Jadi OTG
• 5 Desa/Kelurahan Sudah Ajukan Pelaksanaan PKM ke Pemkot Denpasar