TRIBUN-BALI.COM - Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) telah memberikan izin darurat untuk penggunaan terapi plasma darah guna merawat dan melakukan upaya penyembuhan terhadap pasien Virus Corona atau Covid-19.
Teknik ini menggunakan plasma darah yang kaya antibodi dari orang-orang yang sembuh dari penyakit tersebut, dan telah digunakan pada lebih dari 70.000 orang di AS.
Dilansir dari bbc.com, Senin (24/08/2020), Presiden Donald Trump mengatakan bahwa pengobatan tersebut dapat mengurangi kematian hingga 35%.
Hal ini terjadi sehari setelah, dia menuduh FDA menghalangi peluncuran vaksin dan terapi karena alasan politik.
• Sri Mulyani: Guru Honorer Juga Bakal Dapat Subsidi Gaji Rp 2,4 Juta
• Mulai Besok, Penukaran Uang Edisi Khusus Rp 75.000 Bisa Dilakukan Secara Kolektif
• Badung Rasionalisasi Target PAD 2020 Sekitar 49 Persen atau Menjadi Rp 2,7 Triliun
"Inilah yang sudah lama saya nantikan untuk dilakukan," kata presiden kepada wartawan, pada Minggu kemarin.
"Saya senang membuat pengumuman yang benar-benar bersejarah dalam pertempuran kita melawan virus China yang akan menyelamatkan banyak nyawa," imbuhnya.
Presiden Trump menggambarkan prosedur tersebut sebagai terapi yang ampuh dan dia meminta orang Amerika untuk maju menyumbangkan plasma darahnya jika mereka telah pulih dari Covid-19.
FDA telah memberikan pengobatan 'otorisasi penggunaan darurat' penelitian awal menunjukkan plasma darah dapat menurunkan angka kematian dan meningkatkan kesehatan pasien jika diberikan dalam tiga hari pertama setelah mereka dirawat di rumah sakit.
Namun, diperlukan lebih banyak percobaan untuk membuktikan keefektifannya.
Badan tersebut memberikan kesimpulan bahwa hal ini aman setelah tinjauan ekstensif terhadap data yang dikumpulkan selama beberapa bulan terakhir.
Dalam sebuah pernyataan, ditambahkan bahwa manfaat pengobatan lebih besar daripada risikonya.
"Tampaknya produk tersebut aman dan kami merasa nyaman dengan ini. Kami juga tidak melihat adanya sinyal yang mengkhawatirkan," kata Peter Marks, direktur Pusat Evaluasi dan Penelitian Biologi FDA, menurut kantor berita Reuters.
Tetapi beberapa ahli, termasuk Anthony Fauci, anggota gugus tugas Virus Corona Gedung Putih, telah menyatakan keraguan tentang kekuatan studi sejauh ini.
FDA telah menyetujui penggunaan transfusi plasma pada pasien Corona dalam kondisi tertentu, seperti mereka yang sakit parah atau ikut serta dalam uji klinis.
• Update Covid-19 di Denpasar - 9 Orang Sembuh, Kasus Positif Bertambah 10 Orang
• Cucu Meninggal Dalam Kandungan, Ketut Mahajaya: Buktinya Tidak Ada yang Cium Bau Busuk
• Tanpa Diet Ketat, 5 Kiat Sederhana untuk Merampingkan Pinggang
Awal tahun ini, regulator AS memberikan otorisasi darurat kepada remdesivir Gilead Science Inc sebagai pengobatan terapeutik untuk Virus Corona.
Sementara itu, sebuah laporan oleh Financial Times menunjukkan Gedung Putih sedang mempertimbangkan pemberian otorisasi darurat untuk vaksin yang sedang dikembangkan oleh Universitas Oxford dan raksasa farmasi Astra Zeneca, menjelang pemilihan presiden AS pada 3 November.
Gedung Putih belum mengomentari cerita tersebut, tetapi juru bicara AstraZeneca mengatakan kepada Reuters bahwa hasil uji coba tidak diharapkan hingga akhir tahun ini.
Lebih dari 176.000 orang telah meninggal akibat Corona sejak dimulainya wabah di Amerika Serikat, menurut penghitungan oleh Universitas Johns Hopkins.
Hampir 5,7 juta kasus juga telah dikonfirmasi secara nasional.(*)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul AS Izinkan Penggunaan Perawatan Plasma Darah untuk Penyembuhan Pasien Corona,