Corona di Bali

Hendak Berlibur ke Bali? Dispar Imbau Wisatawan Perhatikan Tempat yang Tersertifikasi Prokes CHSE

Penulis: Zaenal Nur Arifin
Editor: Wema Satya Dinata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana kegiatan Gathering Kepariwisataan Implementasi Protokol Kesehatan CHSE di Kecamatan Kuta yang diselenggarakan oleh Dispar Badung.

Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin

TRIBUN BALI.COM, MANGUPURA - Pihak Dinas Pariwisata Provinsi Bali tidak akan membiarkan, memperbolehkan atau menyarankan wisatawan pergi ke tempat yang tidak memiliki sertifikat protokol kesehatan berbasis CHSE.

"Kalau ke objek wisata yang tidak memiliki sertifikat jangan kesana, kami tidak rekomendasikan kesana.

Hotel yang tidak bersertifikat juga jangan (tidak direkomendasikan untuk menginap disana)," ungkap Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, I Putu Astawa, Selasa (8/12/2020) dalam kegiatan Gathering Kepariwisataan Implementasi Protokol Kesehatan CHSE, di The Patra Resort & Villas Bali.

"Kami tidak mau nanti gara-gara pelonggaran ini (adaptasi kebiasaan baru) muncul klaster baru dari pariwisata dan gak enak karena Bali ini sudah dunia internasional.

Kalau sampai dinilai kita tidak baik karena hal itu kan kita yang rugi juga," tegasnya.

Baca juga: Pantau Kesiapan TPS di Denpasar, Walikota Rai Mantra: Protokol Kesehatan Sudah Bagus

Baca juga: PLN Bali Pastikan Keandalan Listrik Jelang Pilkada Serentak 2020

Baca juga: Lakukan Percobaan Pembunuhan Terhadap Nahkoda Kapal, Tumbujaro Pasrah Dibui Tujuh Tahun

Menurutnya oleh karena itu, peserta (gathering kepariwisataan implementasi protokol kesehatan CHSE) yang hadir disini harus menjadi pionir bersama-sama kami untuk bisa merawat agar nama baik Bali itu bisa kita jaga.

Putu Astawa juga menyampaikan kita harus membangun kesadaran kolektif bahwa ini adalah tanggungjawab kita bersama, jangan sampai terjadi klaster baru itu akibat dari pariwisata.

"Itu yang kita tidak mau. Kemarin waktu libur cuti bersama Hari Raya Maulid Nabi SAW merupakan ujian bagi kita baik di kalangan industri pariwisata.

Saya berperasaan tidak enak waktu itu jangan-jangan setelah libur itu ada penambahan kasus, tapi astungkara tidak terjadi. Tes case pertama itu kemarin," ungkapnya.

Tes case kedua kita nanti adalah saat di libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), jangan sampai terjadi penambahan kasus baru Covid-19 akibat pariwisata.

Maka dari itu kita semua care jadi duta untuk mengingatkan protokol kesehatan, jangan sampai terjadi klaster baru seperti di Poltrada Tabanan kemarin sampai 231 orang terpapar.

Upaya Pemerintah Provinsi Bali khususnya Dinas Pariwisata mengantisipasi peningkatan kedatangan wisatawan domestik ke Bali saat libur Nataru akan melakukan penebalan di pintu-pintu masuk untuk mengawal surat keterangan sehat dan hasil Rapid maupun PCR Test.

"Kalau di Bandara saya kira sudah sangat bagus. Kalau yang di Pelabuhan ini oleh Satgas akan dilakukan pengawasan yang lebih ketat.

Di setiap hotel juga tolong ditanyakan ke tamu surat keterangan sehat dan hasil rapid ataupun PCR tes negatif, lalu di hotel juga disiplin protokol kesehatan," urai Putu Astawa.

Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, Cokorda Raka Darmawan menambahkan pihaknya belum pernah mendengar tentang adanya klaster baru dari pariwisata.

Baca juga: Muhammadiyah Desak Pembentukan Tim Independen Usut Kematian 6 Anggota FPI

Baca juga: Diduga Terlibat Peredaran Sabu, Syahlan Dituntut 13 Tahun Penjara

Baca juga: Kasus Penembakan 6 Laskar Khusus FPI Ditarik ke Mabes Polri, Prosesnya Secara Transparan

"Mudah-mudahan itu tidak terjadi, tadi baru dengar dari Sekretaris Camat dan Camat Kuta mereka membuat surat edaran agar pelaku usaha atau pengelola destinasi di wilayah Kuta menyambut libur Nataru ini agar betul-betul menerapkan protokol kesehatan dengan sebaik-baiknya," ujarnya.

Tentu hal ini akan menjadi perhatian dari Pemkab Badung khususnya Dinas Pariwisata menjelang libur Nataru atau paling tidak pertengahan bukan Desember ini akan mengeluarkan juga surat edaran yang agar menjadi perhatian serius bagi kita semua.

Jangan hanya berpikir menerima tamu yang banyak saja, tetapi bagaimana caranya tamu datang banyak itu diiringi dengan mereka pun datang dalam kondisi yang sehat dan saat kembali ke daerahnya juga tetap sehat.(*)

Berita Terkini