TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Dinas Perikanan dan Kelautan Tabanan merancang program mina padi dengan tiga metode yakni tumpang sari, palawija, serta penyelang.
Namun untuk metode tumpang sari tak cukup diminati oleh kalangan petani karena penerapannya yang cukup merepotkan dan hasilnya belum tentu maksimal.
Sebab, selama pertumbuhan tanaman padi, tidak selalu bisa digenangi air, di satu sisi ikan yang dibudidayakan harus mendapatkan pengairan yang cukup.
Sehingga, selama ini petani memilih metode penyelang.
Baca juga: Vaksinasi Kawasan Zona Hijau Tabanan Dilakukan di Setiap Banjar, Target Tuntas 22 April 2021
Baca juga: Vaksinasi Massal di 3 Zona Hijau Akan Dimulai Besok, Dinkes Tabanan Libatkan Petugas Kesehatan & OPD
Metode ini dirasa lebih nyaman karena petani tetap memelihara ikan di sawah tanpa dibarengi menanam padi dan palawija
"Program mina padi atau sistem penanaman padi dibarengi budi daya ikan ini sudah berjalan dan suskses di beberapa tempat."
"Hanya saja mina padi metode tumpang sari masih belum maksimal padahal jika dikelola dengan maksimal akan meningkatkan kualitas padi itu sendiri karena sudah mendapat pupuk organik dari ikan itu sendiri," kata Sekretaris Dinas Perikanan dan Kelautan Tabanan, I Gusti Ngurah Triana saat dikonfirmasi, Jumat 16 April 2021.
Dia menjelaskan, di Tabanan karena pengelolaannya belum maksimal, metode lainnya yakni metode penyelang yang lebih diminati petani.
Baca juga: Polres Tabanan Launching Layanan SIM Drive Thru, Khusus Untuk Perpanjangan SIM
Baca juga: Tradisi Nampah Kebo di Desa Pandak Gede Tabanan Bali Saat Hari Raya Galungan
Karena budidaya ikan di sawah tak dibarengi menanam padi maupun palawija.
Contohnya, ketika petani menerapkan metode tumpang sari tersebut, pertumbuhan padi tidak serta-merta terus bisa digenangi air, sedangkan ikan harus mendapatkan air yang maksimal.
Hal ini yang dirasa agak kewalahan oleh petani.
"Kunci program mina padi sistem tumpang sari suskes, sebenarnya petani harus telaten membuat pengalir di bagian sisi padi."
"Dan jika dikelola dengan maksimal, petani bisa mendapat hasil ganda yakni padi dan ikannya itu sendiri," terangnya.
Dia menyebutkan, program mina padi yang sudah suskes diterapkan baru di Desa Gunung Salak, Kecamatan Selemadeg Timur, Desa Jatiluwih dan di Desa Tungkudak, Kecamatan Penebel.
Menurutnya, petani di daerah tersebut sebenarnya sudah mengembangkan metode tersebut sejak 2018 lalu.
"Karena untuk di program mina padi ini ikan yang dipelihara tidak sampai harus dikonsumsi, melainkan hanya akan menghasilkan ikan tanggung. Setelah panen dengan ukuran sekitar 10 cm tersebut akan kembali lagi dipelihara disaluran irigasi," jelas Ngurah Triana.
Petani Lebih Nyaman Metode Penyelang
Sekretaris Dinas Perikanan dan Kelautan Tabanan, I Gusti Ngurah Triana menerangkan, untuk di Kabupaten Tabanan, para petani masih lebih nyaman untuk pengembangan dengan metode penyelang.
Metode ini cukup diminati dan tersebar di 10 kecamatan yang ada.
Namun yang membudidayakan dalam skala luas ada di Desa Tajen, Kecamatan Penebel, Desa Baru, Kecamatan Marga, dan Desa Bolangan Kecamatan Penebel.
Dalam penerapan metode penyelang ini, petani tak perlu lagi memperhatikan saluran airnya.
Sebab, program ini tak perlu diimbangi dengan palawija maupun padi.
Mereka hanya budi daya saat tanaman padi sedang "istirahat". yang biasanya dibudidayakan dalam sistem mina padi adalah ikan nila dan ikan kaper.
"Jadi yang cukup diminati adalah metode penyelang ini. Karena para petani tak perlu lagi memperhatikan tanaman padi atau palawija saat budidaya ikan," jelasnya.
"Di program mina padi ini, akan selalu didampingi penyuluh perikanan, mereka yang membantu pengawasan di lapangan," tandasnya. (*)
Berita lainnya di Berita Tabanan