Untuk diketahui, korban lainnya dari kasus ini adalah Ketut Widiada alias Jro Dolah atau berinisial DH yang merupakan kakak dari Gede Budiarsana.
Belakangan diketahui bahwa kakak Gede Budiarsana itu juga mengalami luka pada kepala.
Saat ini, DH dikabarkan sudah kembali ke rumah usai mendapat perawatan di RSUP Sanglah Denpasar.
"Korban DH sudah balik ke rumah setelah mendapat perawatan di RSUP Sanglah. Sementara pelaku masih ditangani di Polresta Denpasar," ujar sumber Tribun Bali, Sabtu 24 Juli 2021.
Terpisah, Kasubag Humas RSUP Sanglah, Dewa Ketut Kresna mengatakan, pasien atas nama Ketut Widiada sudah pulang kemarin pada Jumat 23 Juli 2021, pukul 20.34 Wita.
"Atas nama ini (Ketut Widiada) usia 37 tahun sudah pulang jam 20.34 Wita kemarin. Yang pasti atas nama tersebut sudah pulang," katanya pada, Sabtu (24 Juli 2021).
Dijelaskan, pasien tersebut sudah mendapatkan pemeriksaan dari dokter bedah serta beberapa jahitan luka-luka.
"Dapat pemeriksaan dari bedah dan jahitan luka-luka. Saya tidak mengetahui jahitan di sebelah mana, karena pasien sudah pulang," tambahnya.
Seorang Satpam
Diberitakan sebelumnya, perkelahian antara dua orang pria dengan kelompok debt collector terjadi di kawasan Monang Maning, Desa Tegal Harum, Denpasar, Bali, Jumat 23 Juli 2021, sekitar pukul 15.00 Wita berujung tragis.
Pemicu perkelahian itu diduga karena urusan kredit yang macet.
Informasi yang dihimpun Tribun Bali, debt collector hendak menarik unit sepeda motor di satu pihak, dan pihak lainnya tidak terima motornya ditarik.
Keributan pun berujung tragis dengan tewasnya Gede Budiarsana (34).
Gede Budiarsana tewas tergeletak bersimbah darah di tengah badan jalan di Jalan Subur, Desa Tegal Harum, Denpasar.
Foto-foto tewasnya Gede Budiarsana yang tergeletak bersimbah darah di tengah badan jalan itu juga sempat beredar luas di media sosial.
Warga di sekitar lokasi maupun yang sedang melintas saat kejadian pun sempat memadati lokasi kejadian.