Laporan Wartawan Tribun Bali, Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Munculnya wenara atau monyet putih di sekitar Pura Uluwatu, cukup menggegerkan warga Pulau Dewata.
Hal ini menjadi perbincangan di tengah-tengah masyarakat.
Mengingat monyet putih adalah perlambang Hanoman, dan memang tidak sering muncul ke permukaan.
Jero Master Made Bayu Gendeng, juga turut berkomentar mengenai fenomena ini.
"Munculnya wenara petak atau monyet putih, di Pura Selonding memasuki dari Sasih Karo ini adalah pertanda yang sangat baik," jelasnya kepada Tribun Bali, Jumat 6 Agustus 2021.
• Kera Putih Muncul di Pecatu, Pengempon Pura Luhur Uluwatu Yakini Merupakan Pertanda Baik
Lanjutnya, sebab melihat kisah epos Ramayana.
Bahwa wenara petak adalah simbol dari Hanoman.
Di mana Hanoman memiliki jiwa setia, dan pelindung daripada hal negatif yang memasuki suatu wilayah.
"Kalau kita pernah baca, bagaimana dikisahkan Hanoman mencari obat ketika terjadi perang antara pasukan Rama dengan pasukan Rahwana. Banyak kera yang berguguran, kemudian Hanoman mencari obat di sebuah pulau," jelasnya.
Obat tersebut yang kemudian digunakan untuk mengobati para wenara yang merupakan prajurit dari Rama yang berguguran.
"Hebatnya lagi dalam kisah tersebut, obat itu menjadi penyembuh dari penyakit yang menimpa wenara tersebut," jelas pria asal Klungkung ini.
• Pengiritan Biaya Pakan Kera Dilakukan Saat Pandemi di Alas Kedaton Tabanan, Beri Pakan Sekali Sehari
Kemudian bila diperhatikan gejala yang terjadi pada akhir ini, pandemi Covid-19 yang mengganas dan munculnya wenara petak ini adalah sebagai pertanda sangat baik.
"Mengapa demikian, karena sesuai kisah Ramayana. Semoga saja apa yang menjadi prediksi atau tenungan saya benar adanya," katanya.
Tenungan tersebut, bahwa monyet putih ini akan memunculkan hal baik atau usada yang luar biasa.
Akan memunculkan obat ampuh yang bisa membebaskan atau paling tidak, bisa sebagai benteng pertahanan meningkatkan imun tubuh manusia dari serangan virus seperti saat ini.
Istimewanya lagi, kata dia, dengan kemunculan wenara petak di Pura Selonding yang merupakan pura prasanak Ida Bhatara Luhur Uluwatu.
• Dihuni 1.500 Kera, Pengelola DTW Alas Kedaton Tabanan Sebut Biaya Pakannya Capai Rp 25 Juta Sebulan
Tentunya menjadi sesuatu yang baik.
Sebab arah daripada Pura Uluwatu, adalah kekuasaan Dewa Rudra.
"Kalau kita ketahui bahwa kisah Hanoman adalah putra dari Bhatara Bayu. Bisa diartikan pertanda, bahwa munculnya semangat-semangat, munculnya kekuatan baru, atau munculnya solusi baru dalam mengatasi masalah yang terjadi belakangan ini," katanya.
Terutama masalah yang ada di Pulau Bali. Akan muncul keajaiban, dan energi luar biasa sebagai pertanda yang sangat baik.
Diyakini Pertanda Baik
Kemunculan monyet putih atau albino atau lebih dikenal dalam pewayangan sebagai hanoman di sekitar Pura Selonding yang merupakan Pura Prasanak Ida Betara Luhur Uluwatu, Desa Adat Pecatu, Kuta Selatan, Badung viral di media sosial.
Dengan kemunculan monyet putih itu, pengempon Pura Luhur Uluwatu dan Bendesa Desa Adat Pecatu menggelar persembahyangan memohon keselamatan dan berharap ini merupakan pertanda baik agar perekonomian serta pariwisata Bali dapat pulih kembali.
Saat pengempon Pura Luhur Uluwatu dan Bendesa Adat Pecatu I Made Sumarta tiba di Pura Selonding wanara petak atau monyet putih itu tidak terlihat sama sekali, namun saat mereka membicarakan wanara petak tak lama muncul di sekitar area Pura.
"Hari ini kami bersama-sama menggelar persembahyangan kesini dan tangkil di Pura Selonding ini tak lain adalah menanggapi kemunculan monyet putih atau wanara petak. Pura Selonding ini adalah salah satu Pura Prasanak Ida Betara Luhur Uluwatu," ujar Pengempon Pura Luhur Uluwatu, IGN Jaka Pratidnya, Jumat 6 Agustus 2021.
• Kera Putih Muncul di Pecatu, Pengempon Pura Luhur Uluwatu Yakini Merupakan Pertanda Baik
Ia menyampaikan dengan munculnya monyet putih ini besar harapan kami selaku warga masyarakat Pulau Bali memohon kehadapan Ida Hyang Widhi Wasa supaya pandemi Covid-19 sekarang dapat segera berakhir, semua upaya Pemerintah telah dilakukan tetapi perekonomian morat marit dan kehidupan masyarakat sekarang serba kekurangan.
"Mohon kiranya dengan kemunculan wanara petak ini bisa menyelamatkan kita semua di dunia ini. Seperti disampaikan oleh pemangku tadi, kemunculan wanara petak sangat jarang sekali. Jarang sekali keluar nah mungkin ini ada pertanda dan kami memiliki pemikiran yang positif karena kemana lagi kami mengadu selain ke Tuhan Yang Maha Esa," tutur Jaka Pratidnya.
Lebih lanjut ia mengatakan dengan kemunculan wanara petak ini menganggap pertanda positif dan pertanda baik, karena dengan munculnya kera putih jagat raya landuh, kerta sehingga apa yang sekarang sedang terjadi cepat berakhir.
Dan kita semua dapat memulai kembali kehidupan normal seperti sebelum pandemi Covid-19, ekonomi pulih dan pariwisata Bali kembali bangkit.
• DTW Alas Kedaton Tabanan Tutup Sejak Pandemi Covid-19, Biaya Pakan Kera Sebulan Rp 25 Juta
Wanara petak itu pun saat pengempon duduk-duduk disekitar Pura hingga melakukan persembahyangan muncul.
"Tadi kita lagi duduk-duduk dia datang, sampai kita sembahyang di goa tadi dia juga ngantar. Kami tetap mempunyai suatu keyakinan bahwa ini adalah pertanda baik. Mudah-mudahan apa yang kita harapkan bersama ini bisa terwujud dengan baik," ungkap Jaka Pratidnya.
Sementara itu, Bendesa Adat Pecatu Made Sumarta mengaku ini kali kedua dirinya melihat lagi kemunculan wanara petak di Pura Selonding setelah lebih dari 10 atau 8 tahun lalu.
"Secara pribadi saya pernah melihat kera putih ini kurang lebih 10 atau 8 tahun yang lalu dan sekarang baru saya lihat lagi. Dan sangat jarang sekali muncul dia ini. Mudah-mudahan ini pertanda bahwa ada sesuatu yang baik dengan munculnya kera putih ini," ungkap Made Sumarta.
Apalagi sekarang di tengah pandemi Covid-19 harapan saya dan harapan kita bersama pandemi ini dapat segera berakhir yang sangat berdampak besar bagi kita semua.
• Pastikan Penyebab Kera Jarah Perkebunan Warga, DLH Gianyar Bali Akan Turun Gunung
"Mudah-mudahan dengan munculnya kera putih atau wanara petak ini akan memberikan pertanda sesuatu yang baru atau pertanda gering jagat ini segera sirna," tambahnya.
Yang terlihat dan muncul hanya satu monyet putih ini saja sejak kemarin, dan saat 10 atau 8 tahun lalu juga sama kera putih ini juga.
"Saya sering tangkil kesini tapi tidak sering melihat dan bertemu dengan kera putih. Tidak setiap saat bisa melihatnya. Baru dua kali ini, pertama 8 atau 10 tahun lalu kedua sekarang ini ketemu lagi. Mudah-mudahan pertanda baik," imbuh Made Sumarta. (*)
Ikuti berita terkini Tribun Bali