"Tak sedikit wisatawan dari Jakarta ke Bali naik mobil. Bahkan ada yang dari Sumatera naik mobil untuk berkunjung. Begitupun wisatawan asing, begitu ini dibuka, pasti mereka juga ingin berkunjung ke Bali,” ujarnya.
Tapi, lanjut Mardjana, mengenai pembukaan pariwisata bagi wisatawan asing ini, pemerintah juga harus betul-betul peduli terhadap pelaksanaan protokol kesehatan. Bahkan menurutnya, pemerintah harus agak ketat terhadap pelaksanaan protokol kesehatan.
“Kalau persyaratannya PCR test, atau vaksin harus dua kali, itu harus betul-betul dilaksanakan, harus betul-betul checking. Kalau sampai ada indikasi, masalah tracing, testing hingga isolasi harus betul-betul berjalan."
Baca juga: Tanggapi Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi DPRD, Bupati Bangli Tegaskan Telah Siapkan Dana Reses
"Sehingga tidak ada wisatawan yang terdampak. Ini yang artinya kita care terhadap kesehatan. Karena kedepan ini, yang menjadi unsur pengunjung adalah kesehatan. Dan juga pelayanan-pelayanan yang bersifat digitalisasi,” ungkapnya.
Disamping itu, untuk lebih mendorong tingkat kunjungan khususnya wisatawan domestik, Mardjana berharap pemerintah mempermudah syarat wisatawan untuk berkunjung.
“Jangan sampai ada high cost karena pungutan ini pungutan itu. Seperti misalnya rapid test antigen, dengan biaya bervariasi, antara Rp70 ribu hingga Rp90 ribu. PCR, Rp450 ribu. Nah ini, bisa nggak biaya ini lebih ditekan."
Baca juga: Eksekutif Sampaikan Rancangan APBD Bangli 2022 ke DPRD, Dua Kegiatan Jadi Prioritas Utama
"Jangan sampai orang niatnya berwisata, namun karena tingginya biaya ini itu, ditambah beban ekonominya, wisatawan jadi malas berwisata,” ucapnya.
Mardjana menambahkan, pemerintah juga perlu memperhatikan pengusahanya lantaran pengusaha sudah mulai kolaps.
Sedangkan untuk bisa membuka kembali usahanya, para pengusaha membutuhkan dana.
“Itu untuk modal kerja. Belum lagi mikirin utang-utang yang masih outstanding. Kan ini beban. Inilah bagaimana pemerinah bisa memberikan kemudahan,” tandasnya. (*)
Berita lainnya di Berita Bangli