Sehingga dalam pemakaiannya tidak mempunyai bentuk yang lainnya.
Baca juga: Manfaat Minum Air Lemon Hangat yang Jarang Diketahui, Salah Satunya Mengurangi Gejala Pilek
Sehingga kata ini bisa digunakan ke berbagai kalangan.
Baik kalangan yang patut dihormati maupun kalangan yang bisa diajak berbicara santai.
Contoh kata Mider adalah gulem, kambing, kija, arit, katik, dan lainnya.
Kata ini memiliki keunikan karena tidak memiliki rasa bahasa halus.
Seperti kata kija bisa dipakai berbicara ke lawan bicara yang patut dihormati, maupun kepada lawan bicara sepantaran.
Baca juga: Manfaat Minum Air Lemon Hangat yang Jarang Diketahui, Salah Satunya Mengurangi Gejala Pilek
Baca juga: Simak 3 Cara Cek BPJS Kesehatan Aktif Atau Tidak Sebagai Peserta JKN
Ada lagi kata Andap adalah kata yang memiliki nilai rasa yang biasa saja.
Tidak kasar tidak pula halus.
"Biasanya kata Andap digunakan untuk berbicara antar seseorang yang akrab, keluarga, dan pada zaman dahulu sesama wangsa," ujar beliau.
Contoh kata Andap adalah suba, nasi, aba, ento, tendas, dan lain sebagainya.
Baca juga: Manfaat Minum Air Lemon Hangat yang Jarang Diketahui, Salah Satunya Mengurangi Gejala Pilek
Lalu ada kata kasar atau kata yang rasa bahasanya kasar.
Kata ini biasanya digunakan tatkala seseorang marah, jengkel, dan dalam kondisi emosi.
Biasanya digunakan untuk mencaci maki tatkala bertengkar.
Contoh kata kasar, pantet, bangka, mamelud, beler, dan lainnya.
Baca juga: Simak 7 Aturan Terbaru Libur Sekolah Saat Nataru
Beliau mengingatkan, walaupun ada pembagian kata-kata bahasa Bali berdasarkan rasa bahasanya.
Tidaklah berarti semua kata-kata dalam bahasa Bali memiliki rasa bahasa yang lengkap.
Contohnya kata cunguh, memiliki Alus Singgih ungasan atau irung.
Namun, tidak memiliki rasa bahasa Alus Sor, maupun Alus Madia dan tidak ada rasa bahasa Alus Mider.
Baca juga: Manfaat Minum Air Lemon Hangat yang Jarang Diketahui, Salah Satunya Mengurangi Gejala Pilek
"Untuk dapat merasakan rasa bahasa yang baik dan benar, dalam suatu komunikasi. Memang memerlukan latihan yang lebih sering, latihan membaca, berkomunikasi, mendengarkan sehingga berangsur-angsur akan dapat memilah rasa bahasa yang baik dan benar," ucap beliau.
(*)