Pada 1 April 2022 lalu, Pertamina telah menaikkan harga pertamax dari sebelumnya kisaran Rp 9.000 sampai Rp 9.400 per liter menjadi Rp 12.500 sampai Rp 13.000 per liter sebagai langkah penyesuaian atas tingginya harga minyak mentah dunia.
Keputusan menaikkan harga pertamax itu lantas membuat permintaan bahan bakar minyak jenis pertalite yang dijual Rp 7.650 per liter melonjak di beberapa daerah dan memicu kelangkaan stok di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum.
Berdasarkan analisa Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, mahalnya harga minyak dunia dan memasuki bulan Ramadhan yang diikuti dengan kondisi ekonomi yang berangsur pulih dapat mendorong peningkatan konsumsi BBM.
Pemerintah bersama Pertamina memastikan agar pasokan BBM tersedia terkhusus BBM yang paling banyak dikonsumsi masyarakat termasuk pertalite.
Puluhan Nelayan Tak Melaut
PULUHAN nelayan di Ujung Pesisi, Tumbu, Kecamatan/Kabupaten Karangasem terpaksa tidak melaut karena langkanya pertalite dan pertamax di beberapa SPBU di Karangasem, terhitung dari Jumat 1 April 2022 sampai Selasa 5 April 2022 siang.
Rahman Hidayat, nelayan dari Ujung, mengungkapkan, sejak 1 April 2022 banyak nelayan terpaksa tak melaut.
Pemicunya karena langkanya bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite di setiap SPBU.
Apa yang meenyebabkan pertalite langka di SPBU belum diketahui para nelayan.
Baca juga: Pertamax Naik, Pasokan Pertalite di Beberapa SPBU di Karangasem Kosong,
"Stok pertalite langka. Pagi hari nelayan berebut beli pertalite. Sebagian besar nelayan nggak dapat. Makanya kebanyakan nelayan terpaksa tak melaut dan istirahat di rumah. Ada juga beberapa terpaksa pakai pertamax," kata Rahman, ditemui areal Ujung Pesisi, Selasa 5 April 2022 siang.
Ditambahkan, nelayan yang turun melaut sebagian besar memakai bahan bakar jenis pertamax. Tapi penghasilannya tak sebanding dengan pengeluaran.
"Kemarin saya turun melaut pakai pertamax. Cuma mendapat tangkapan 7 ekor. Tak sebanding dengan pengeluaran," imbuhnya.
Para nelayan berharap stok pertalite di SPBU kembali normal seperti sebelumnya.
Sehingga para nelayan bisa kembali beraktivitas seperti biasa.
Seandainya nelayan beralih ke pertamax terlalu mahal.
Apalagi 1 April 2022 harga pertamax alami kenaikan sekitar Rp 12.500 sampai Rp 13.000.
"Beli satu liter pertamax sama dengan membeli 2 liter pertalite. Makanya nelayan masih berpikir beralih bahan," tambah Maman, sapaan akrabnya.
Tak hanya nelayan di Ujung Pesisi, sebagian besar nelayan di Kabupaten Karangasem juga mengeluhkan kondisi naiknya harga pertamax.
Untuk mngisi waktu luang, nelayan yang tak turun melaut memilih perbaiki peralatan melaut.
Menata jaring, perbaiki jukung, dan memperbaiki peralatan melaut lainnya.
Ada juga nelayan beralih profesi sementara jadi buruh bangunan, petani, peternak, serta usaha untuk kebutuhan tiap hari.
Info di lapangan, beberapa nelayan di daerah lain di Karangasem juga mengeluhkan kondisi serupa, yakni harga pertamax yang naik.
Seperti nelayan di Desa Seraya dan Desa Bugbug Kecamatan Karangasem, di sekitar Kecamatan Kubu serta Kecamatan Abang. (sar/kompas.com/ful)
Kumpulan Artikel Bali