“Ketika data baru datang setiap hari, para astronom akan dapat menilai dengan lebih baik apa dan bagaimana misi seperti DART dapat digunakan di masa depan untuk membantu melindungi Bumi dari tabrakan asteroid yang diketahui menuju bumi”
Baca juga: Hujan Rendam Kelas, Siswa SDN Loloan Timur Jembrana Dipulangkan, Kepsek: Tahun Ini Paling Parah
Tim DART terus mengumpulkan data dengan mengamati sistem asteroid ganda itu, dan karena saat ini masih ada sedikit keraguan dengan selisih waktu sekitar 2 menit mungkin pengukuran orbit mungkin semakin presisi di masa depan.
Sekarang tim DART fokus mengukur seberapa besar momentum yang ditransfer dari DART ke Dimorphos.
Pada saat tabrakan, pesawat ruang angkasa itu bergerak dengan kecepatan sekitar 22.530 kilometer per jam. Para astronom akan menganalisa jumlah batu dan debu yang berhamburan ke luar angkasa setelah tabrakan.
Para astronom masih menyelidiki seberapa kuat permukaan Dimorphos. Berdasarkan citra yang direkam oleh DART sebelum tabrakan, Tim DART mengatakan bahwa asteroid adalah tumpukan puing-puing yang disatukan oleh gravitasi.
Dilansir CNN, kepala koordinasi DART dari Laboratorium Fisika Terapan Universitas Johns Hopkins di Maryland Nancy Chabot mengatakan “DART telah memberi kami beberapa data menarik tentang sifat asteroid dan efektivitas penabrak kinetik sebagai teknologi pertahanan planet,”
“Tim DART terus bekerja pada kumpulan data yang banyak ini untuk sepenuhnya memahami uji pertahanan planet pertama dari pembelokan asteroid ini.”
Baca juga: Hotma Sitompoel Upayakan Jalan Damai Kasus KDRT Lesti Kejora, Hotma: Kami Orang yang Suka Berdamai
Tim peneliti memilih Dimorphos untuk misi ini karena ukurannya yang sebanding dengan asteroid yang bisa menjadi ancaman bagi Bumi. Sebuah asteroid seukuran Dimorphos dapat menyebabkan "kehancuran regional" jika menabrak Bumi.
Objek ruang angkasa yang berada dekat Bumi antara lain asteroid dan komet dengan orbit yang menempatkan mereka dalam jarak 30 juta mil (48,3 juta kilometer) dari Bumi. Mendeteksi ancaman objek dekat Bumi adalah fokus utama NASA dan organisasi luar angkasa lainnya di seluruh dunia.
Tidak ada asteroid yang saat ini berada di jalur tabrakan dengan Bumi, tetapi lebih dari 27.000 asteroid dekat Bumi ada dalam segala bentuk dan ukuran. Menemukan populasi asteroid berbahaya dan menentukan ukurannya adalah prioritas NASA dan mitra internasionalnya.(*)