Berita Klungkung

Sudah Overload, Tutup Sampai 10 Oktober 2023, Setop Dulu Kirim Sampah ke TPA Sente Klungkung

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SAMPAH MENGGUNUNG - Sampah menggunung di TPA Sente, Desa Pikat, Kecamatan Dawan, Klungkung, Senin (3/10/). Dampaknya, desa yang belum memiliki tempat olah sampah pribadi kini kesulitan untuk membuang sampah. 

TRIBUN-BALI.COM - Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sente, Desa Pikat, Kecamatan Dawan, Klungkung ditutup karena overload. Dampaknya, desa yang belum memiliki tempat olah sampah pribadi kini kesulitan untuk membuang sampah.

Penataan TPA Sente ini berlangsung selama 10 hari, mulai tanggal 1 hingga 10 Oktober 2023. Selama penataan tersebut, setiap desa tidak diperkenankan membawa sampah residu ke TPA Sente.

Sampai tahun 2023, ada beberapa desa yang belum memiliki tempat pengolahan sampah. Contohnya Desa Tegak di Kecamatan Klungkung. Karena belum memiliki tempat pengolahan sampah, Desa Tegak biasanya membawa sampah masyarakat ke TPA Sente.

Perbekel Desa Tegak, Klungkung I Gde Dody Septian Legawantara mengatakan, karena tidak bisa membuang sampah ke TPA Sente, untuk sementara sampah Desa Tegak dikelola di rumah tangga. "Untuk sementara (sampah) agar dikelola masing-masing rumah," ujar Dody, Senin (2/10).

Baca juga: CALON Pasangan Ganjar Pranowo Mulai Mengerucut! Mahfud dan Khofifah Sudah Bertemu Megawati

Baca juga: Anggaran Bantuan Upasaksi Ngaben Massal 2024 Dirancang Rp 5 Miliar,Ini Kata Kabag Kesra Setda Bangli

Baca juga: LOWONGAN PPPK Buleleng, Pendaftar Baru 371 Orang, Simak Beritanya!

SAMPAH MENGGUNUNG - Sampah menggunung di TPA Sente, Desa Pikat, Kecamatan Dawan, Klungkung, Senin (3/10/). Dampaknya, desa yang belum memiliki tempat olah sampah pribadi kini kesulitan untuk membuang sampah.  (Eka Mita/ Tribun Bali)

Desa Tegak sebenarnya sudah menyiapkan lahan untuk lokasi TPST. Namun anggaran belum tersedia untuk merealisasikannya. Dengan penutupan TPA Sente, ia mengumumkan kepada masyarakat selama 10 hari tidak ada pengambilan sampah. "Sementara sampah diolah di masing-masing rumah," jelas dia.

Perbekel Desa Selat, I Gusti Putu Ngurah Adnyana mengaku tidak mempermasalahkan penutupan sementara TPA Sente. Kata dia, sampah di desanya sudah diolah di TPST. “Paling residunya saja dibuang sepekan atau dua pekan sekali, jadi aman," jelasnya.

"Kalau ada upacara, baru residu akan banyak, karena tidak dipilah ditempat upacara, disini masyarakat sudah memilahnya langsung, bahkan untuk sampah organik pupuk sudah kami jual ke masyarakat,” sambung dia.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Klungkung, I Ketut Suadnyana mengatakan, selama penutupan, pelayanan pembuangan residu sampah dari desa tidak diperkenankan ke TPA Sente. Ia meminta masyarakat mengolah sampah dari rumah.

Selama waktu tersebut, pihaknya melakukan perataan atau pengisian blok TPA yang kosong di sisi belakang. Di depan TPA, sampah sudah menggunung. “Setiap hari setidaknya ada 10 truk sampah residu dari desa," jelasnya.

"Sisa dari yang sudah diolah di masing-masing tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) di desa masing-masing. TPA tidak melayani pembuangan sampah tercampur atau tidak dipilah dan penataan ini juga untuk menghindari terjadinya kebakaran sampah di musim kemarau ini," sambungnya. (mit)



Berita Terkini