Wawancara Khusus

Gde Sumarjaya Linggih, Anggota DPR dari Partai Golkar Ungkap Pertumbuhan Berkualitas Harus Merata

Penulis: Ida Bagus Putu Mahendra
Editor: Putu Kartika Viktriani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gde Sumarjaya Linggih saat menjadi bintang tamu dalam acara GASPOL (Gagasan Politik oleh Tribun Bali) yang dipandu oleh Direktur Tribun Bali, Fauzan Marasabessy yang tayang di Kanal YouTube Tribun Bali pada Senin 15 Januari 2024 - Gde Sumarjaya Linggih, Anggota DPR dari Partai Golkar Ungkap Pertumbuhan Berkualitas Harus Merata

Misalnya airport itu saya terus bersuara, karena ini sangat memungkinkan untuk pemerataan.

Banyak juga yang kontra, Bali kecil, kenapa harus ada dua bandara?

Singapura tiga kok. Jadi bukan itu alasannya. Secara garis besar itu nyambung, bahwa human-nya kita jaga, dengan pemerataan yang baik, otomatis pasti menghasilkan sumber daya-sumber daya yang terbaik.

Itulah yang disebut kesejahteraan.

Jadi pendidikannya bagus, ekonominya bagus.

Kemudian mereka masih bisa ke arah spiritual yang lebih baik.

Ngayah dan sebagainya, itu bukan hanya sejahtera, tapi itu sudah bahagia namanya.

Karena itu sudah memasukkan unsur dari spiritual.

Itulah kehidupan orang Bali yang seharusnya bisa kita.

Saya juga (harap) pendidikan juga. Pendidikan masyarakat di Bali ini ditingkatkan terus.

Sekarang SD sampai SMP kan?

Kita tahu ada Bali Mandara, sekolah yang orang miskin itu, saya sangat senang, mungkin sudah hampir empat kali saya ke situ.

Di situ ada orang-orang miskin yang mampu sekolah, dibiayai oleh pemerintah, orangnya pintar.

Jadi seleksinya itu akademik, kedua baru ke seleksi namanya focus group discussion. Home visit. betul-betul dikunjungi ini rumahnya, ini benar orang miskin.

Tadi saya sempat korek-korek dulu ya ke beberapa teman, ternyata bapak juga aktif bangun Pura. Kemudian sampai juga bapak memperhatikan kalau ada jalanan yang enggak layak. Hal-hal tersebut itu sebetulnya bapak sudah lakukan dari dulu-dulu atau baru-baru ini?

Keluarga kami mungkin kalau boleh dibilang memang arahnya lebih banyak kepada pemberdayaan masyarakat karena dari dulu ajaran orang tua.

Kalau di Desa Tajun, nanti bisa cek aja di Desa Tajun, beberapa Pura itu justru diprakarsai oleh keluarga kami untuk renovasinya jauh sebelum saya menjadi anggota dewan.

Kadangkala memang ada hal-hal yang spontanitas, yang saya sumbangkan, saya harus perhatikan.

Ada satu kalimat yang saya ingat sampai sekarang pun, selama kita bisa memberi, memberilah.

Selama tidak perlu meminta, tak sangat perlu, janganlah meminta.

Kalau ibu beda lagi, kalau ibu tu biasa rajin sembahyang, jaga emosi, jaga kesehatan. S

atu hal yang saya ingin ceritakan, yang paling membanggakan saya, saya mengkreasi sebuah pemikiran yaitu jadi kreator Gong Perdamaian Dunia.

Gong Perdamaian Dunia ini adalah sebuah benda Gong yang saya ciptakan dengan sekeliling bendera dunia, di tengahnya itu ada gambar global, terus ada tulisan Gong Perdamaian Dunia dan World Peace Gong.

Gong ini dipasang sudah di Cina, sudah dipasang di India, sudah dipasang di Hungaria, sudah dipasang bahkan di Ukraina, sekarang ini sudah sekitar 15 negara.

Di Bali itu yang di Kertalangu. Cita-cita saya nanti akan terjadi Hari Perdamaian Dunia di mana nanti kita akan sama-sama merayakan perdamaian, dengan sama-sama detik yang sama di seluruh dunia memukul gong itu. 

(*)

Berita Terkini