TRIBUN-BALI.COM – Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kanwil Kemenkumham) Bali, terus mengoptimalkan pengawasan keimigrasian di tengah meningkatnya kedatangan Warga Negara Asing (WNA) ke Pulau Dewata. Hingga periode Juli 2024, tercatat 3.892.714 WNA tiba di Bali melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
Kepala Kanwil Kemenkumham Bali, Pramella Yunidar Pasaribu mengatakan, peningkatan kedatangan WNA ini merupakan indikator positif pemulihan sektor pariwisata Bali pasca pandemi. “Namun, kami tetap berkomitmen untuk memastikan pengawasan keimigrasian yang ketat guna menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Bali,” kata Pramella, Kamis (1/8).
Pramella mengatakan, Kanwil Kemenkumham Bali melakukan upaya optimalisasi pengawasan keimigrasian yang meliputi peningkatan pemeriksaan dokumen perjalanan dimana petugas Imigrasi melakukan pemeriksaan yang lebih teliti terhadap dokumen perjalanan WNA, termasuk paspor, visa, dan izin tinggal.
Penguatan sistem informasi keimigrasian yang terintegrasi untuk mempermudah pemantauan pergerakan WNA, menjalin kerja sama yang erat dengan instansi terkait seperti kepolisian, Bea Cukai, dan Dinas Pariwisata.
Hal itu untuk meningkatkan efektivitas pengawasan serta secara aktif memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya peran serta dalam menjaga keamanan dan ketertiban, termasuk melaporkan keberadaan WNA yang mencurigakan.
Baca juga: TUNTUT Petugas Tegas & Adil, Puluhan Pedagang Pasar Galiran Protes,Parkir Mobil Penuhi Sisi Selatan
Baca juga: JENAZAH Mangku Tawan Mengenaskan, Pasca Dibacok Membabi Buta, Beli 3 Celurit di Online Harga Jutaan
“Kami mengimbau kepada seluruh WNA yang berkunjung ke Bali untuk selalu mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selain itu, kami juga mengajak masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam menjaga keamanan dan ketertiban di Bali,” ujarnya.
Kanwil Kemenkumham Bali berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan keimigrasian dan pengawasan terhadap WNA demi mewujudkan pariwisata Bali yang aman, nyaman, dan berkelanjutan. Menyikapi peningkatan kunjungan wisman, Pramella menegaskan komitmennya untuk memperketat pengawasan terhadap orang asing di wilayah Bali.
"Kami akan terus meningkatkan pengawasan terhadap keberadaan dan aktivitas orang asing di Bali. Hal ini dilakukan untuk menjaga keamanan, ketertiban, dan kenyamanan bagi seluruh masyarakat, termasuk para wisatawan," ucap Pramella.
Meskipun pengawasan diperketat, Pramella memastikan bahwa Bali tetap menyambut wisatawan dengan ramah dan terbuka. “Kami ingin memastikan bahwa setiap wisatawan yang datang ke Bali dapat menikmati keindahan alam dan budaya Bali dengan aman dan nyaman," katanya.
Data terbaru menunjukkan bahwa 10 negara teratas yang menyumbang wisman terbanyak ke Bali adalah Australia, India, China, Inggris, Korea Selatan, Amerika Serikat, Prancis, Malaysia, Singapura, dan Jerman.
Berdasarkan data dari Kantor Imigrasi Ngurah Rai, jumlah wisman dari Australia mencapai 877.329 orang, diikuti oleh India dengan 328.767 orang, dan China dengan 278.329 orang.
Inggris, Korea Selatan, Amerika Serikat, Prancis, Malaysia, Singapura, dan Jerman juga menunjukkan angka kunjungan yang signifikan.
Berdasarkan data Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Bali, sebanyak 258 orang sudah dideportasi dari Bali sejak Januari hingga 19 Juli 2024. Sementara itu, selama 2023, sebanyak 340 WNA dideportasi atau meningkat dibandingkan 2022 yang mencapai 188 WNA diusir dari Bali.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia pada semester pertama 2024 mencapai 6.413.201 kunjungan. Plt Kepala BPS Amalia A Widyasanti mengatakan, angka tersebut meningkat 21,02 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu di mana tercatat 5.299.465 kunjungan.
"Total jumlah kunjungan wisman pada semester pertama tahun 2024 ini merupakan yang tertinggi sejak tahun 2020," ujar Amalia dalam konferensi pers Berita Resmi Statistik di Jakarta, Kamis (1/8).