5 Fakta Penebasan di Buleleng Bali: Hilang Belas Kasihan, Gede S Tebas Adik Kandungnya dengan Sabit
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Berikut fakta-fakta kasus Gede Sardina tega menebas adik kandungnya sendiri di Kubutambahan, Buleleng, Provinsi Bali.
Tragedi memilukan terjadi di Banjar Tageha, Desa Pakisan, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Bali, setelah seorang pria bernama Gede Sardina secara membabi buta menebas Made Artika yang notabene adalah adik kandungnya sendiri.
Bagaimana peristiwa memilukan itu terjadi? Berikut fakta tragedi penebasan kakak terhadap adiknya sendiri di Buleleng Bali.
Baca juga: Dampak Hujan dengan Intensitas Tinggi di Buleleng, Senderan Sepanjang 10 Meter di Tenaon Longsor
1. Tebas dengan sebilah arit
Gede Sardina, pada Sabtu, 2 November 2024 murka dan menebas adiknya Made Artika dengan sebilah arit.
Peristiwa itu terjadi di Banjar Tegeha, Desa Pakisan, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng.
2. Pemicu penebasan
Gede Sardina tak lagi bisa mengendalikan emosinya, dia yang kalap sudah tidak lagi mampu berpikir jernih.
Penyebabnya sepele, hanya dilatari persoalan sang adik menyemprot rumput di kebun lantaran hendak menanam pohon durian.
Persolan itulah yang membuat Gede Sardina gelap mata dan tega menghujani adiknya dengan sabit.
Baca juga: Kematian Tragis Made Artika di Tangan Kakaknya di Buleleng Bali, Tak Berdaya di Balik Selimut
3. Ungkap polisi
Sementara itu, dikonfirmasi Tribun Bali pada Senin, 11 November 2024, Kapolsek Kubutambahan, AKP Kadek Robin Yohana membenarkan peristiwa berdarah tersebut.
Perwira Pertama dengan tiga balok emas di pundak tersebut mengatakan, insiden berdarah terjadi pada Sabtu, 2 November 2024 pada pukul 14.30 Wita.
Menurut orang nomor satu di jajaran Polsek Kubutambahan, Made Artika yang saat itu tengah tidur di rumahnya tiba-tiba didatangi oleh tersangka, Gede Sardina.
Ketika mendatangi rumah korban, Gede Sardina diketahui juga membawa sebilah sabit di tangan kanannya.
"Pelaku pada saat itu sempat bertanya pada korban, mengapa rumput di kebun disemprot (air). Oleh korban dijawab bahwa ia hendak menanam pohon durian,” kata AKP Robin kepada Tribun Bali.
Kemudian, pelaku yang mendengar jawaban demikian dari korban langsung naik pitam.
Gede Sardina langsung mengayunkan sabitnya ke arah korban.
“Pelaku yang geram selanjutnya mengayunkan sabit yang dia bawa ke arah korban, yang tidak lain adalah adik kandungnya," lanjut Kapolsek.
4. Sempat bertahan
Dihujani dengan sabit oleh kakak kandungnya, Made Artika sebenarnya sempat bertahan.
Korban secara reflek langsung mengambil selimut untuk menghalangi serangan yang dilakukan Gede Sardina.
Namun, luapan emosi yang membabi buta pria 58 tahun itu makin menjadi-jadi dan terus mengayunkan sabitnya.
Korban pun akhirnya roboh.
5. Luka parah dan meninggal dunia
Dari insiden berdarah itu, korban mengalami luka tebasan pada perut bagian bawah, dada sebelah kiri dan jari tangan kiri.
Ujung tragedi itu, pihak keluarga Made Artika pun tak terima dan melaporkan tindakan sadis Gede Sardina ke Polsek Kubutambahan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
“Pasca kejadian korban segera dilarikan ke rumah sakit. Namun setelah lima hari menjalani perawatan, korban meninggal dunia,” kata AKP Robin.
(Tribun Bali/Mer)
>>> Baca berita terkait <<<