Bule Meninggal di Bali

KEMATIAN Bule Australia Janggal, Jasad Tanpa Jantungnya, RSUP Prof Ngoerah Bantah Tuduhan Miring!

Kemudian kematian sang bule juga penuh misteri dan kejanggalan. Sebab apa alasan jantungnya tertahan di Bali, sementara jasadnya dikirim ke Australia.

|
pixabay.com
ILUSTRASI - Kematian WNA alias bule Australia di Bali, menjadi tanda tanya besar banyak pihak. Pasalnya jasad sang bule, yang balik ke Australia tidak lengkap membuat keluarga murka.  

Sesampainya di vila sekitar pukul 12.40 Wita, Agus mendapati Irvan bersama lima petugas medis dari Asia Pasifik Clinik sudah berada di tempat. Dari jarak sekitar dua meter, Agus melihat Byron tergeletak di atas meja, tanpa mengenakan baju dan hanya memakai celana pendek.

“Menurut Pelapor atau staf vila ini, dia mendengar percakapan petugas medis, disebutkan korban diduga meninggal karena tenggelam di kolam renang vila,” ujar Aiptu Ayu.

Diakui saat itu, petugas medis dan Irvan mencari identitas korban dan menghubungi rekan korban yang satu vila bernama Baily Peter Woods untuk datang ke vila. Beberapa saat kemudian, Baily tiba di lokasi, dan mengobrol dengan Irvan serta petugas medis menyiapkan proses pemindahan jenazah dan mengurus administrasi.

“Setelah itu pihak medis menghubungi RS Darmayadnya untuk meminta mobil ambulans, berselang beberapa menit kemudian mobil ambulans datang dan membawa korban ke rumah duka RS Darmayadnya. Saat itu pula pelapor ikut ke rumah duka. Sedangkan Irvan dengan Baily pergi ke RS BIMC untuk mengurus dan mengambil administrasi surat kematian Byron mengingat pihak klinik sudah berkoordinasi dengan RS BIMC,” bebernya.

Setelah itu mereka kembai ke rumah duka untuk mengurus administrasi dan saat itu Baily mengatakan akan check-out dari vila. Beberapa hari kemudian, jenazah korban dikirim ke RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah. 

Ketut Putra Wirawan selaku petugas administrasi di Instalasi Kedokteran Forensik dan Pemulasaraan Jenazah Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah menerima jenazah pada 30 Mei 2025 pukul 20.00 Wita.

Diakui korban saat itu diterima sudah meninggal dunia. Bersama dengan jenazah disertakan copy Surat Keterangan Kematian atas nama Byron yang diterbitkan BIMC Hospital Kuta dengan tanggal meninggal 26 Mei 2025. (zae)

Transplantasi Hanya Bisa Dilakukan Donor Hidup

Pemulangan jenazah Byron Haddow ke Australia tanpa jantung muncul berbagai spekulasi. Satu di antaranya pencurian atau jual beli organ dalam. Namun spekulasi itu dibantah dengan tegas Direktur Medik, Keperawatan dan Penunjang RS. Ngoerah, Dr. dr. I Made Darmajaya, Sp. B, Sp.BA., Subsp.D.A(K)., MARS, FIAFS. 
“Faktanya rumah sakit kami tidak pernah istilahnya dengan sengaja, apalagi dengan statement pencurian organ. Kebutuhannya apa, untuk apa tentu tidak ada,” kata dr. Darmajaya dalam konferensi pers di Aula RS. Prof. Ngoerah pada Rabu (24/9).

Menurutnya jika dikaitkan dengan misalnya orang jual beli organ sangat jelas tidak ada praktik tersebut di RS Prof. Ngoerah. Apalagi kasusnya ini di hari kelima baru disampaikan. “Jadi saya juga seorang ahli bedah untuk syarat itu (transplantasi organ dalam) harus donor hidup atau yang belum mati batang otaknya,” kata dia.
“Kalau jenazah sampai sudah sekian hari, apalagi sudah lima hari tentu statement seperti itu harusnya tidak dikait-kaitkan. Ini murni adalah memang sedikit komunikasi yang mungkin tidak match antardua bahasa. Sebenarnya sudah clear di bulan Juli,” jelasnya.

Dijelaskan belakangan ini muncul ada pertanyaan-pertanyaan lanjutan dari keluarga. Namun ia menegaskan karena statement yang beredar itu adalah diduga ada pencurian organ itu tidak benar. Menurutnya, seluruh penanganan ter-record, organ itu diperiksa di mana, ada bukti penerimaannya, ada bukti hasilnya.

“Secara umum memang sudah kembali (jantung Byron) dan memang tidak ada kepentingan rumah sakit untuk menahan jantung sebetulnya. Kepentingan kita adalah dalam rangka pemeriksaan sesuai dengan amanat undang-undang yang dalam hal ini diminta oleh Polsek Kuta Utara,” urai dr. Darmajaya.

Sementara itu, Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RS Prof. Ngoerah, dr. Kunthi Yulianti, Sp.F menambahkan pihak keluarga sebelumnya sempat bertanya pemulangan jenazah tanpa jantung. Kemudian pihaknya sudah memberikan penjelasan kepada keluarga bahkan tidak hanya dengan keluarga tetapi dengan konsulat.

“Waktu itu sudah dijelaskan dan keluarga sudah bisa mengerti, memahami dan kemudian konsulat juga sudah mengerti, memahami dan membantu kami untuk menjembatani permasalahan tersebut,” jelasnya. 

dr. Kunthi mengatakan, saat itu dijelaskan masih dalam pemeriksaan dan setelah selesai pemeriksaan segera dikembalikan organ jantung tersebut kepada keluarga. Dalam hal ini proses pengembalian organ jantung dilakukan oleh pihak ketiga yang dari awal mengurus pemulangan jenazah.  

Jenazah Byron dikirimkan ke Queensland Australia dengan organ tubuh yang tidak lengkap yakni jantung di RS Ngoerah. Jantung tersebut dikembalikan ke Queensland pada 11 Agustus 2025, lebih dari dua bulan setelah kematian Byron.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved