Makan Bergizi Gratis
Pemerintah Tutup Sementara SPPG Bermasalah, 17 SPPG Dibangun di Kabupaten Jembrana Bali
Pada periode 6 Januari hingga 31 Juli 2025, terbentuk 2.391 SPPG dengan 24 kasus kejadian.
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Sehingga dengan tambahan sasaran balita, ibu menyusui dan ibu hamil tersebut, saat ini satu dapur sehat melayani sekitar 3.500-3.700 orang.
“Menunya berbeda, sistemnya untuk 3B di-droping dari Puskesmas, Posyandu di masing-masing wilayah. Nanti diarahkan oleh Puskesmas, bisa diambil dan bisa diantar oleh penerima manfaat,” jelasnya saat dikonfirmasi beberapa waktu lalu.
Letkol Adriansyah mengakui selama ini yang jadi perhatian adalah banyak siswa yang memberikan saran dan meminta request menu makanan tertentu.
Para siswa memberikan secarik kertas yang kemudian diletakkan pada ompreng MBG dan menuliskan menu yang diinginkan seperti nasi goreng, dimsum, ayam goreng KFC.
Di sisi lain, kata dia, untuk pengawasan bahan makanan dan penyajian makanan agar higienis dilakukan secara sangat ketat.
Hal ini untuk mengantisipasi hal tak diinginkan seperti keracunan seperti di daerah lain.
Salah satu penanggung jawab yayasan, I Ketut Sutarka mengakui, per satu dapur yang ia kelola untuk mendukung program MBG di Kabupaten Jembrana memperkerjakan sedikitnya 50 orang sesuai ketentuan dari BGN.
Rinciannya, 47 orang relawan (tenaga setempat) yang bertugas sebagai juru masak, staf kebersihan, tim pencucian dan lainnya. Kemudian juga adalah 3 orang dari BGN seperti 1 orang Sarjana
Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI), 1 orang ahli gizi, dan 1 orang akuntan.
“Sejak berjalan di awal tahun lalu, Astungkara semua karyawan kita masih tetap dan berusaha semaksimal mungkin untuk menyajikan makanan yang higienis untuk kesehatan penerima manfaat,” katanya.
Sebelumnya, Wakil Bupati Jembrana, I Gede Ngurah Patriana Krisna berharap seluruh SPPG pendukung program MBG agar selalu memperhatikan kualitas makanan yang disajikan kepada siswa penerima manfaat.
Hal ini sebagai antisipasi terjadinya keracunan di Kabupaten Jembrana terkait program pemerintah pusat ini.
Di sisi lain, pria yang akrab disapa Ipat ini juga telah menyerahkan sertifikat halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) kepada Yayasan Vasti Kusuma Dewata yang memiliki 2 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang ada di Ekasari Melaya dan Dauhwaru, Senin 22 September 2025 lalu. Ini menjadi yang pertama di Jembrana dan Bali.
“Sertifikat halal ini bukanlah tentang agama, tapi lebih ke standar yang harus diterapkan oleh SPPG dalam menyajikan makanan bergizi untuk siswa,” ungkap Ipat.
Pihaknya berpesan agar seluruh pengelola SPPG khususnya di Kabupaten Jembrana tetap mempertahankan kualitas makanan yang akan diberikan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.