Berita Denpasar

Penyebab Kematian Timothy Masih Misterius, Ponsel Korban Diperiksa, 20 Saksi Diminta Keterangan

Penyebab Kematian Timothy Masih Misterius, HP Korban Diperiksa, 20 Saksi Diminta Keterangan

Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin
Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Ariasandy saat memberikan keterangan usai massa aksi membubarkan diri setelah dipukul mundur menggunakan water canon dan tembakan gas air mata. Demo di Bali, 19 Orang Diamankan Polisi, Diduga Sebagai Provokator Aksi Pelemparan dan Perusakan 

TRIBUN-BALI. COM, DENPASAR - Kepolisian Daerah (Polda) Bali hingga kini belum menemukan bukti kuat yang mengarah pada dugaan adanya tindakan perundungan (bullying) sebagai penyebab utama bunuh diri yang dilakukan oleh Timothy Anugerah Saputra (22), seorang mahasiswa Universitas Udayana (Unud).

Sebagaimana disampaikan oleh Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Ariasandy di Denpasar, Bali, pada Jumat 24 Oktober 2025. Ia menegaskan bahwa dari pemeriksaan terhadap puluhan saksi, tidak ada yang mengindikasikan adanya tekanan atau perundungan yang dialami korban.

"Kami tegaskan, dari 20 saksi yang sudah diperiksa, belum ditemukan adanya indikasi bullying yang menjadi penyebab korban mengakhiri hidupnya," ujar Kombes Pol Ariasandy.

Baca juga: PAKAI KODE OTW! Pria 32 Tahun Kaget Kelamin Dipotong Kekasih Usai Berhubungan, Ini Alasannya

Kombes Pol Ariasandy menjelaskan bahwa proses penyelidikan di tahap awal sempat menemui beberapa kendala. Salah satu hambatan signifikan adalah minimnya laporan awal dari keluarga korban.

"Awalnya, orang tua korban sempat memilih tidak membuat laporan polisi dan hanya menyerahkan surat pernyataan lantaran mempertimbangkan kondisi internal keluarga," beber dia.

Selain itu, sahabat dekat korban, yang diyakini memiliki informasi kunci mengenai kondisi psikologis dan persoalan pribadi Timothy, sempat menolak memberikan keterangan karena masih dalam kondisi syok.

Baca juga: SELAMAT JALAN! Pasutri dan Dua Anak Tewas Kecelakaan, Disapu Truk yang Dikendarai Pelajar

"Waktu tanggal 15, penyidik sudah berupaya secara persuasif untuk menggali informasi, tetapi yang bersangkutan belum sanggup memberi keterangan karena masih dalam kondisi syok," jelasnya.


Kendala penyelidikan mulai terurai setelah laporan resmi dari ayah korban diterima pada 20 Oktober. Setelah laporan ini, penyidik kembali memanggil sejumlah saksi dan melakukan pemeriksaan tambahan.


Langkah penting terbaru yang dilakukan penyidik adalah pendalaman isi ponsel milik korban.


"Pada awalnya, handphone korban diamankan belum bisa kami periksa. Namun, setelah ada laporan polisi, keluarga menyerahkan ponsel itu, dan saat ini kami sedang mendalami isinya untuk mencari petunjuk lain terkait motif bunuh diri," kata Kombes Pol Sandy.


"Sampai saat ini kami belum menemukan bukti yang mengarah bahwa penyebab korban bunuh diri karena bullying," pungkas dia. (*) 

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved