Hari Pahlawan
Kisah Kapten Japa Memperjuangkan Kemerdekaan, 3 Peluru di Tubuhnya, Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional
Kapten Japa merupakan sosok yang mengharumkan nama Bali khususnya Denpasar dalam perjuangan melawan Belanda.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Setelah Indonesia merdeka, dibentuk BKR yang dipimpin Nyoman Peged dan IB Japa.
Tanggal 2 Maret 1946, Belanda datang ke Bali dan mendarat di Sanur dengan 2.000 pasukan bersenjata lengkap. Denpasar dikuasai tanpa perlawanan.
Untuk menggempur Belanda, dilaksanakan rapat pertama di Berumbungan, Sibang Kaja tanggal 5 April 1946.
Rapat kedua dilaksanakan 8 April 1946 di Pagutan, Padangsambian di sebuah rumah di tengah sawah.
Dalam rapat itu ada Kapten Sugianyar, Pak Regug, Gusti Ngurah Pinda dan juga Ida Bagus Japa.
Saat itu ada tiga tangsi yakni Tangsi Kreneng, Tangsi Kayu Mas, dan Tangsi Satria.
Tangsi tersebut diserang dari arah utara yang dipimpin I Gusti Ngurah Pinda, penyerang ke Kreneng dipimpin Letnan Suece, dan penyerangan ke Kayu Mas dipimpin Sarja Udaya.
Sementara dari arah timur yakni Yang Batu dipimpin oleh IB Japa dengan pasukan terbanyak yakni 800 orang. Namun, saat itu dahi IB Japa kena tembak, dan tiga peluru bersarang di dadanya.
Sebelum meninggal, ia dipapah Ida Bagus Banjar. Kepada Ida Bagus Banjar ia berkata, untuk meneruskan perjuangan.
Ida Bagus Japa meninggalkan seorang istri bernama Jero Wati yang sedang mengandung delapan bulan.
Nama Kapten Japa kini diabadikan sebagai nama jalan dan juga monumen di bundaran Niti Mandala Renon.
Di sisi lain, Momentum Hari Pahlawan 10 November diperingati dengan apel bendera di Lapangan Lumintang Denpasar. Selaku pembina upacara adalah Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara.
Dalam kesempatan itu, Jaya Negara mengatakan tugas sebagai warga adalah mengabdi dan menjaga keutuhan NKRI.
Sebagai pemerintah, pihaknya akan memberikan dan meningkatkan kemakmuran masyarakat khususnya Denpasar.
Jaya Negara menyebut di Denpasar ada perang Puputan Badung. Dalam puputan itu, ada spirit yang dipegang teguh yakni jiwa dan raga boleh mati, namun perjuangan tak boleh padam.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bali/foto/bank/originals/Patung-Kapten-Japa-Di-Bundaran-Renon-DenpasarDenpasar-Bali.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.