Kisah Inspiratif
KISAH Putri Batik Cilik & Putri Anak Indonesia Pariwisata 2025, Ivy Bangga, Gek Sashi Cerita Hal Ini
Ivy mengaku senang setelah terpilih sebagai runner up first Putri Batik Cilik Indonesia 2025 dan Putri Batik Cilik Indonesia Bali 2025.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Dua putri Bali meraih prestasi yang luar biasa di tingkat nasional. Adalah Ivy Elizabeth Lea Sahethapy Cox sebagai Runner Up First Puteri Batik Cilik Indonesia 2025 dan Ida Ayu Gde Kiara Sashikirana Rai menjadi Puteri Anak Indonesia Pariwisata 2025.
Dalam acara Home Coming dan Press Confrence menghadirkan Ivy Elizabeth Lea Sahethapy Cox akrab dipanggil Ivy (12) yang merupakan runner up first Putri Batik Cilik Indonesia 2025 dan Putri Batik Cilik Indonesia Bali 2025.
Juga Ida Ayu Gde Kiara Sashikirana Rai atau akrab disapa Sashi (13) selaku Putri Anak Indonesia Pariwisata 2025. Acara tersebut digelar di Dharma Negara Alaya, Denpasar, Jumat (14/11).
Ivy bersekolah di Jembatan Budaya. Ia lahir di Bali pada 5 Juni 2013. Ibunya dari Maluku dan ayahnya dari Australia.
Ivy mengaku senang setelah terpilih sebagai runner up first Putri Batik Cilik Indonesia 2025 dan Putri Batik Cilik Indonesia Bali 2025.
Baca juga: JUMAT Curhat Bersama Sopir Travel, Polres Gianyar Singgung Soal Maraknya Curanmor dan Macet!
Baca juga: LONGSOR Timbun Puluhan Orang di Cilacap! Bencana Ini Diluar Prediksi, Beberapa Jasad Dievakuasi!
“Awalnya pastinya saya sangat excited dan sangat bangga dengan diri saya untuk menjadi Putri Batik Cilik Indonesia first runner up. Dan tentu saja ini adalah perjalanan baru bagi saya, untuk dimulai dan chapter baru dalam hidup. Jadi saya percaya bahwa sekarang harus bertanggung jawab besar untuk title baru ini,” katanya.
Menurutnya, Putri Batik Cilik Indonesia merupakan gelar yang menggunakan dirinya untuk mempromosikan batik ke dunia. Karena di zaman modern ini, batik terancam dilupakan dari generasi muda. Jadi perannya kali ini untuk mempromosikan batik dari seluruh wilayah di dunia.
Sementara itu, Sashi yang masih sekolah di SMP Raj Yamuna Denpasar dan berasal dari Denpasar Bali. Ketika seleksi, Sashi mengatakan persiapan yang harus dilalui banyak. Seperti beauty camp untuk mempelajari cara catwalk, public speaking, dan profile.
“Kendala untuk mempersiapkan diri selama ini adalah menyiapkan advokasi saya, yang akan dibawa di nasional. Dan advokasi yang saya bawa di nasional itu adalah anti-bullying yang bernama, which stands for determination, inclusion, support, ideas, needs, and impact. This is where I spread awareness of mental health,” beber Sashi.
Selama menjadi Putri Anak Indonesia Pariwisata Tahun 2025, pastinya akan menjalankan advokasi terkait kesehatan mental dan akan memberikan impact yang positif untuk Indonesia dan paling spesial untuk Bali.
“Kesan dan pesan saya setelah menjadi Putri Anak Indonesia Pariwisata tahun 2025 adalah sangat senang dan sangat bangga terhadap diri saya karena perjalanan ini tidak mudah. Saya sangat senang pastinya dan I'm so grateful. Jadi pesan dan kesan saya untuk teman-teman adalah be strong and don't be afraid to show yourself even more. Thank you,” pungkasnya.
Sementara itu, Ibu Sashi, Cok In dan Ibu Ivy, Yona mengatakan sebagai ibu ini adalah hari paling berkesan. Sebab anaknya telah kembali ke Bali membawa prestasi dan cerita baru. Menurutnya, perjalanan yang mereka melalui bukan hanya kompetisi tapi proses tumbuh dan berani dari sebelumnya.
“Anak-anak kami berjuang lawan rasa takut bagaimana mental mereka hingga bangkit kembali meraih cita-cita mereka. Kami menyaksikan kuatnya mereka mengadapi cobaan selama 9 bulan lamanya. Mereka berproses dari pemilihan di Bali, di panggung nasional mereka berjuang dari subuh, menggunakan heels yang tinggi. Jadi ini apresiasi dan ungkapan kami pada anak-anak kami yang telah berjuang,” ungkap Cok Indah.
Yona menambahkan sangat bangga dengan anaknya sebab telah membawa nama Bali di kancah nasional. “Kami berdua bangga dengan anak-anak kami. Bukan hanya bawa nama daerah masing-masing, tapi membawa nama Bali di kancah nasional sebagai anak daerah tentu bangga sekali,” tandasnya. (ni luh putu wahyuni sri utami)
| Demi Biaya Sekolah, Oktaviani dan Dita Buat Porosan, Kisah Kakak Beradik Yatim Piatu di Desa Nyalian |
|
|---|
| KISAH PILU Kakak Adik Yatim Piatu di Desa Nyalian, Oktaviani & Dita Buat Porosan Demi Biaya Sekolah! |
|
|---|
| BANGKIT Setelah Hampir Pensiun, Kisah Pasutri Penjahit Tuai Rupiah Berkat Program Seragam Sekolah |
|
|---|
| KISAH Inspiratif Pasutri Penjahit 'Panen' Rupiah Berkat Seragam Sekolah, Astra & Taman Bangkit Lagi! |
|
|---|
| KISAH Pilu Ditinggal Pergi Ibu Sejak Kecil dan Ayah Stroke, Komang Bama Berjuang Lanjutkan Sekolah! |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bali/foto/bank/originals/Putri-Cilik-acds.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.