Hari Raya Galungan dan Kuningan
Harga Babi Meningkat Jelang Galungan, Berpotensi Hingga 50 Ribu Per Kg, GUPBI Bali Jamin Stok Aman
pelaksanaan hari raya keagamaan Hindu di Bali, memiliki dampak cukup signifikan terhadap dinamika perekonomian daerah.
Dalam melakukan pengecekan ini, pihaknya menerjunkan sebanyak 18 tim petugas.
Hal ini dilakukan untuk antisipasi penyakit yang bersifat zoonosis atau yang bisa menular ke manusia.
Adapun penyakit yang diantisipasi yakni streptoccocus atau meningitis babi.
Selain itu, juga sistiserkosis yang disebabkan cacing pita serta japanese enchepalitis yang disebabkan oleh gigitan nyamuk melalui tubuh babi.
“Kami berharap semua sehat dan layak konsumsi,” paparnya.
Pihaknya mengatakan dari tahun ke tahun untuk kelompok banjar, STT, maupun sekaa di pura semakin sedikit yang melakukan pemotongan babi saat Penampahan Galungan.
Kebanyakan masyarakat memilih yang lebih praktis dengan membeli di pasar atau membeli pada pengusaha pemotongan babi.
Hal senada diungkapkan Plt. Kabid Peternakan, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana, I Gede Adhi Adnyana.
Menurutnya proses pemeriksaan kesehatan hewan menjelang Galungan dan Kuningan, pria yang juga merupakan Medik Veteriner Ahli Madya pada Bidang Keswan-Kesmavet menyebutkan tetap bakal melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum dan sesudah dipotong.
Hal ini untuk menjamin kesehatan hewan tersebut agar bisa dikonsumsi dengan aman.
“Biasanya di H-2 dan H-1 Galungan proses pemeriksaan. Tentunya akan diturunkan tim untuk memantau langsung di lapangan,” tandasnya.
Kepala Dinas Pertanian Klungkung, Ida Bagus Juanida juga mengungkapkan hal sama.
Pihaknya telah membentuk tim pemeriksaan antemortem untuk memastikan kondisi babi sebelum dipotong.
Tim ini juga telah melakukan survei ke beberapa lokasi pengumpulan babi pada Jumat kemarin.
Sebelumnya, Hari raya Galungan dan Kuningan yang akan berlangsung di Bali dinilai akan memberikan pengaruh pada perekonomian di Bali.
Sebab, Galungan dan Kuningan selalu berkaitan dengan peningkatan aktivitas ekonomi, terutama di sektor konsumsi rumah tangga, perdagangan, dan transportasi.
Pengamat Ekonomi, Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana, S.E., M.M mengatakan, pelaksanaan hari raya keagamaan Hindu di Bali, tentu memiliki dampak cukup signifikan terhadap dinamika perekonomian daerah.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, pengeluaran konsumsi rumah tangga pada periode menjelang Galungan dan Kuningan meningkat rata-rata 12–18 persen dibandingkan bulan biasa.
“Fenomena itu terlihat dari meningkatnya permintaan terhadap barang kebutuhan upacara seperti daging babi dan ayam, buah-buahan, janur, bunga, kain adat, serta jasa perajin canang yang biasanya melonjak tajam. Akibatnya, harga sejumlah komoditas pokok mengalami kenaikan,” jelasnya, Jumat 14 November 2025.
Seperti harga daging babi, cabai, telur, dan beras mengalami fluktuasi akibat meningkatnya permintaan mendadak dari masyarakat.
Demikian sektor pariwisata dan transportasi menurutnya turut terdorong karena banyak wisatawan domestik maupun mancanegara memilih datang ke Bali untuk menyaksikan suasana perayaan dan upacara adat.
Meningkatnya aktivitas ekonomi ini kata dia, berdampak positif terhadap pendapatan masyarakat, terutama pelaku UMKM dan sektor informal.
“Namun, efek sampingnya adalah tekanan inflasi musiman. BPS mencatat, inflasi Bali pada perayaan Galungan April lalu mencapai sekitar 0,43 persen month to month (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,18 persen. Pola serupa diprediksi akan berulang pada tahun 2025 karena faktor musiman dan meningkatnya daya beli masyarakat seiring pemulihan ekonomi,” kata dia. (sup/mit/mpa/sar)
Babi Guling Mentoel Bagikan Ratusan Nasi Begul Gratis
Kedai makan Babi Guling Mentoel yang sebelumnya bernama Babi Guling Pak Koplar akan membagikan sebanyak 150 nasi babi guling gratis di gerai makannya pada hari ini, Senin 17 November 2025.
Hal ini dalam rangka menyambut Hari Raya Galungan dan Kuningan.
Pengelola Kedai makan Babi Guling Mentoel, Putu Budi Utama Putra mengatakan, pada momen hari raya tersebut, pihaknya ingin berbagi rezeki pada umat sedarma yang membutuhkan.
“Hari Senin sebelum Penampahan mungkin ada yang tidak bisa membeli daging. Kita ingin membantu untuk bagi-bagi kepada yang tidak mampu agar bisa juga merasakan makan babi pada saat Hari Raya,” jelas Putu Budi, Sabtu 15 November 2025.
Rencananya nasi bungkus babi guling yang akan dibagikan sebanyak 150 porsi namun tidak menutup kemungkinan, jika ada dari paguyuban lain atau saudara-saudara lain yang mau berpartisipasi mungkin bisa lebih dari 150 porsi.
“Siapapun yang nanti istilahnya berminat, itu kita kan tidak tahu bagaimana nanti, apakah mereka seperti apa gitu, siapa yang berminat nanti bisa langsung jam 17.00 datang,” imbuhnya.
Nasi bungkus babi guling yang akan dibagikan berisi daging basah, babi guling goreng, dan lawar yang menjadi ciri khas Babi Guling Mentoel.
“Harapannya, istilahnya kami ada sedikit rezeki jadi bisa saling membagi, bisa saling membantu kepada umat yang sederhana. Harapannya mungkin dari warung-warung lain, dari pebisnis lain, mungkin ayo kita hari raya kita sisihkan rezeki kita buat yang membutuhkan,” tutupnya. (sar)
Kumpulan Artikel Bali
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bali/foto/bank/originals/Jembrana-Belum-Temukan-Kasus-Babi-Mati-Mendadak.jpg)