bisnis
KEBUTUHAN 250.000 Ton Per Bulan, Akindo Pastikan Stok Kedelai, Gakoptindo: Kualitas Bibit Diperbaiki
Ia menjelaskan, tren permintaan kedelai dalam lima tahun terakhir relatif stagnan di kisaran 2,6 juta hingga 3 juta ton per tahun.
TRIBUN-BALI.COM - Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) memastikan pasokan kedelai nasional masih dalam kondisi aman hingga akhir tahun.
Ketua Umum Akindo, Hidayatullah Suralaga menyampaikan, pasokan kedelai di dalam negeri saat ini mampu mencukupi kebutuhan pengrajin tahu dan tempe nasional untuk dua bulan ke depan.
“Kondisi stok kedelai nasional setiap bulannya cukup aman untuk memenuhi kurang lebih dua bulan kebutuhan pengrajin tempe dan tahu yang berada pada kisaran 220.000–250.000 ton per bulan,” ujar Hidayatullah kepada Kontan, Sabtu (25/10/2025).
Ia menjelaskan, tren permintaan kedelai dalam lima tahun terakhir relatif stagnan di kisaran 2,6 juta hingga 3 juta ton per tahun.
Menurutnya, hingga saat ini belum terlihat adanya peningkatan konsumsi kedelai di pasar domestik imbas dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tengah dijalankan pemerintah.
Baca juga: MUNCUL Pesawat Amfibi Rute Banyuwangi-Bali, Kapal Cepat Banyuwangi - Serangan Off Sementara
Baca juga: TUTUP Permanen Pabrik Beton Dekat Tahura, Ini Kata Wali Kota Jika Tak Lengkapi Izin
“Namun ke depannya, kami berharap program MBG dapat memberikan dampak positif terhadap peningkatan konsumsi kedelai di dalam negeri,” tambahnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), realisasi impor kedelai selama delapan bulan pertama tahun ini (Januari–Agustus 2025) tercatat sebesar 1,69 juta ton atau turun 10,31 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Meski demikian, Hidayatullah menegaskan bahwa komitmen para importir anggota Akindo akan memastikan ketersediaan stok kedelai tetap aman hingga akhir tahun.
“Kami perkirakan stok kedelai cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumen di dalam negeri, khususnya para pengrajin tempe dan tahu nasional,” pungkasnya.
Sementara itu, Gabungan Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (Gakoptindo) meminta pemerintah memperbaiki kualitas bibit kedelai lokal agar produktivitas petani dapat meningkat dan ketergantungan terhadap impor bisa dikurangi.
Ketua Dewan Penasehat Gakoptindo Aip Syarifuddin mengatakan, saat ini kebutuhan kedelai nasional mencapai sekitar 3,3 juta ton per tahun, dengan 90 % di antaranya atau sekitar 2,7 juta ton masih bergantung pada impor. Sementara produksi kedelai lokal baru berkisar 400.000 ton per tahun.
“Kalau permintaan meningkat, misalnya karena adanya program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menambah konsumsi tempe dan tahu, kita khawatir justru impor makin naik. Karena itu, yang paling penting adalah perbaikan bibit kedelai local,” ujar Aip, Jumat (24/10).
Aip menjelaskan, produktivitas kedelai di Indonesia rata-rata hanya 2 ton per hektare, jauh tertinggal dibandingkan Amerika Serikat dan Brasil yang bisa mencapai 5 ton per hektare. Padahal, menurutnya, kondisi iklim dan tanah di Brasil hampir sama dengan Indonesia.
“Saya pernah survei ke Amerika dan Brasil. Di sana, satu hektare bisa menghasilkan 5 ton. Dulu Brasil hasilnya cuma 3 ton, tapi setelah perbaikan bibit kini bisa lebih dari 5 ton per hektare, bahkan produksinya sudah melebihi Amerika,” katanya.
Aip menilai rendahnya hasil panen di Indonesia disebabkan karena bibit kedelai lokal masih inferior dan tidak dikembangkan serius.
Ia menyarankan pemerintah mempertimbangkan penggunaan bibit kedelai hasil rekayasa genetika (GMO) yang terbukti meningkatkan produktivitas di banyak negara.
“Sudah lebih dari 50 tahun masyarakat Indonesia mengonsumsi kedelai impor yang mayoritas GMO, dan tidak pernah ada masalah kesehatan. Jadi kenapa kita tidak belajar dari sana? Petani kita mampu kalau bibitnya diganti,” tegasnya.
Aip menambahkan, saat ini petani enggan menanam kedelai karena keuntungan yang kecil. Dengan produktivitas dua ton per hektare, hasilnya hanya sekitar Rp 20 juta per panen, jauh lebih rendah dibandingkan padi atau jagung yang bisa mencapai Rp 50 juta hingga Rp 60 juta per hektare.
“Kalau bibitnya bagus dan hasilnya bisa lima ton per hektare, petani tentu mau tanam kedelai. Jadi kuncinya ada di perbaikan bibit. Tanpa itu, sulit bicara soal swasembada,” ujarnya. (kontan)
Terdongkrak Program MBG
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dinilai berpotensi mendorong peningkatan permintaan bahan baku kedelai, seiring dengan kemungkinan bertambahnya konsumsi produk tempe dan tahu dalam menu harian program tersebut.
Ketua Dewan Penasihat Gabungan Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syaifuddin mengatakan, jika dalam seminggu terdapat menu tempe dan tahu sebanyak tiga kali, maka permintaan kedelai diperkirakan akan meningkat sekitar 10 % -20 % per tahun.
“Kalau MBG ini menunya tiga kali seminggu saja ada tempe dan tahu, otomatis kebutuhan bahan bakunya bisa naik antara 10 % -20 % ,” ujarnya, Jumat (25/10).
Aip menuturkan, sejauh ini produksi tempe dan tahu nasional masih stabil. Namun, sudah mulai terlihat adanya tambahan permintaan dari pelaksanaan program MBG, meski belum signifikan.
“Mulai ada permintaan tambahan, tapi masih kecil. Dengan adanya MBG, otomatis kebutuhan dari pasar juga akan naik,” jelasnya. Terkait pasokan kedelai, Aip memastikan stok bahan baku masih mencukupi untuk dua bulan ke depan.
Namun, pihaknya akan menyiapkan tambahan pasokan jika pelaksanaan program MBG berkembang dan kebutuhan tempe-tahu meningkat.
“Sekarang stok masih aman karena pesanan MBG belum banyak. Tapi kalau nanti program itu rutin menambah menu tempe dan tahu, misalnya dua kali seminggu, kami siap menyesuaikan pasokan,” ujarnya. (kontan)
| JUAL Beras di Atas HET, Satgas Pangan Tegur Produsen, Distributor hingga Grand Lucky Bali |
|
|---|
| KURS Rupiah Diproyeksi Menguat Tipis, Amerika Serikat Rilis Inflasi untuk September Naik 0,2 Persen |
|
|---|
| JAGA Stabilitas Harga Bapok Jelang Akhir Tahun, Tim Gabungan Cek Harga Beras di Pasaran |
|
|---|
| STABIL! Harga Beras di Gianyar Terkontrol, Instansi Gabungan Gelar Monitoring ke Sejumlah Titik |
|
|---|
| HARGA Beras di Gianyar Stabil, Instansi Gabungan Gelar Monitoring Harga Beras ke Sejumlah Titik |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.