bisnis

HARGA Bisa Rp50 Ribu Per Kg, Daging Babi Potong Naik Jelang Galungan, GUPBI Bali Jamin Stok Aman!

Menjelang Galungan dan Kuningan, peternak babi di Bali khususnya di Kabupaten Jembrana tampaknya semringah. 

Tribun Bali/Eka Mita Suputra
DAGING BABI - Seorang pedagang daging babi di Pasar Galiran Klungkung beberapa waktu lalu. Harga daging babi di Klungkung masih stabil jelang Galungan. 

Ketua GUPBI Bali, I Ketut Hari Suyasa saat diwawancarai, Sabtu (15/11) mengatakan, dengan harga Rp 40 ribu, peternak tak bisa mendapat untung. Pasalnya untuk biaya operasional per kg, masih di kisaran Rp 40 ribu.

“Harga saat ini masih di bawah Rp 45 ribu. Kami berharap saat hari raya bisa Rp 45 ribu, sehingga memberikan harapan baik di hari raya untuk peternak,” paparnya.

Ia menambahkan, dalam enam bulan belakangan, harga babi jatuh dan sempat menembus Rp 35 ribu. Kemudian perlahan mulai naik dan kini stagnan di harga Rp 40 ribu.

Suyasa menambahkan, di beberapa wilayah, desa adat utamanya di Kabupaten Tabanan membuat kesepakatan harga di hari raya. 

“Ada yang bertanya ke saya, dan saya imbau keputusan adat kisarannya Rp 43 ribu sampai Rp 45 ribu, bergantung kualitas barang,” katanya.

Terkait dengan stok babi, Suyasa menyebut sangat aman. Apalagi populasi babi di Bali ada pada kisaran 1,6 juta hingga 2 juta ekor. Ia juga menyebut saat menjelang Galungan ini tak ada laporan kejadian serius terkait kesehatan hewan. Dan pihaknya berharap tak ada penyakit atau wabah yang menjangkiti babi lagi. 

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, I Wayan Sunada memaparkan ketersediaan babi hidup di Bali sejumlah 844 ribu ton. “Ketersediaan babi hidup 844 ribu ton,” katanya pada, Sabtu (15/11). 

Pihaknya juga menyampaikan terkait harga babi hidup menjelang Galungan dan Kuningan. Menurutnya, harga daging babi hidup mengalami kenaikan, namun tidak signifikan. Sebelumnya, harga babi hidup sempat Rp 36 ribu per kg.  “Sekarang Rp 38,500 per kilogram untuk babi hidup,” katanya. 

Di sisi lain, GUPBI Bali menemui permasalahan di lapangan, peternak mengeluhkan tingginya harga pakan. Bahkan menurutnya 75 persen biaya produksi peternak babi ditentukan oleh harga pakan. Dan ia berharap pemerintah di Bali memberikan perhatian serius terhadap peternak babi.

Suyasa juga menyinggung terkait dengan program ketahanan pangan yang masih pada tataran wacana. Seharusnya, di Bali, babi sangat baik diutamakan sebagai pilot project untuk ketahanan pangan. Apalagi menurutnya peternakan babi di Bali merupakan yang terbesar di Indonesia. 

“Sehingga kearifan lokal terkait peternakan babi jadi ujung tombak ketahanan panga di Bali. Tapi sampai saat ini babi belum jadi perhatian serius pemerintah Bali,” katanya.

Ia mencontohkan tak ada proteksi terhadap nilai jual babi. Saat harga jatuh, akan berlangsung dalam waktu lama tanpa adanya intervensi pemerintah Bali. (sup/sar/mit/mpa)

 

Sumber: Tribun Bali
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved