Berita Buleleng

300 Keluarga Beresiko Stunting, Digelontor Paket Bahan Percontohan Pangan B2SA

Pada kegiatan ini, DKPP Buleleng juga membagikan paket bahan percontohan pangan pada keluarga beresiko stunting di 19 kelurahan. 

ISTIMEWA
Paket pangan - Keluarga kurang mampu di Buleleng, menerima paket bahan percontohan pangan B2SA. Bahan-bahan pangan segar ini diharapakan menjadi contoh untuk menanggulangi masalah stunting. 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Buleleng, menggelar Gerakan Pangan Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA).

Pada kegiatan ini, DKPP Buleleng juga membagikan paket bahan percontohan pangan pada keluarga beresiko stunting di 19 kelurahan. 

Total ada 300 paket yang dibagikan, pada keluarga kategori kurang mampu. Paket pangan segar ini berisi karbohidrat berupa umbi-umbian, protein hewani berupa telur dan ikan pindang, tempe, serta sayur daun sawi, kangkung, bayam, wortel, tomat, terong, dan buah jeruk. Kegiatan B2SA ini sekaligus memperingati Hari Pangan Sedunia Tahun 2025. 

Baca juga: OPERASI SAR KMP Tunu Pratama, Bencana Banjir di Bali, Bangunan Ponpes Al Khoziny Sorotan Kabasarnas 

Baca juga: KELUH Kesah Warga Bisingnya Mesin PLTGU Pemaron, Pemkab Mediasi, Mariono: Kemerdekaan Kami Direnggut

Mewakili Bupati Buleleng, Kadis DKPP Buleleng, I Gede Putra Aryana menyampaikan program Gerakan Pangan B2SA tahun 2025 menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menciptakan sistem pangan yang adil, berkelanjutan, bergizi dan ramah lingkungan. Ia berharap stakeholder di Buleleng terutama dari desa-desa mengikuti kegiatan ini. 

"Gerakan hari ini juga merupakan arahan dari Pemerintah Pusat untuk menyelenggarakan Hari Pangan Sedunia secara serentak, maka dari itu hari ini kami bagikan 300 paket pangan B2SA kepada keluaraga beresiko stunting," ucapnya, Kamis (16/10/2025). 

Ia menambahkan, 300 keluarga beresiko stunting penerima paket ini merupakan keluarga kurang mampu. Datanya sendiri mengacu pada masing-masing kelurahan dan berdasarkan data valid DTSEN (Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional). 

Pihaknya optimistis gerakan pangan bahan percontohan B2SA, tahun ini terus berlanjut setiap tahunnya. Hal itu penting demi mencegah stunting dengan memberikan bahan pangan bergizi dari usia 0 tahun atau usia kandungan sampai 1.000 hari kehidupan.

"Tentu hasil akhir yang diharapkan tidak ada lagi generasi penerus yang mengalami stunting dan tentunya menjadi generasi Indonesia Emas," tegasnya.

Dikatakan pula, kegiatan ini merupakan langkah strategis menyadarkan masyarakat akan pentingnya mengonsumsi pangan B2SA berbasis sumber daya lokal. 

Karenanya ia meminta sinergi TP PKK Buleleng, bersama Kader Pangan Desa/Kelurahan untuk terus menjadi penggerak utama dalam mengedukasi masyarakat, tentang pentingnya pola makan yang sehat dan bebas stunting. (mer)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved