Berita Buleleng

USUL Rp1 M Finishing Tahap Awal, Distan Sebut Fasilitas RPH Babi di Buleleng Belum Representatif!

Kepala Dinas Pertanian (Distan) Buleleng, Gede Melandrat mengatakan, kebutuhan daging babi di Kabupaten Buleleng tergolong tinggi.

Tribunnews.com/Muhammad Fredey Mercury
CEK BABI - Kepala Dinas Pertanian (Distan) Buleleng, Gede Melandrat saat melakukan pengecekan daging babi. Ia menyebut keberadaan fasilitas RTH khusus babi di Buleleng sangat penting untuk pengawasan kesehatan hewan. 

TRIBUN-BALI.COM - Keberadaan fasilitas Rumah Potong Hewan (RPH) khusus untuk babi di Buleleng dinilai urgent. Ini karena proses penyembelihan babi di Buleleng, kebanyakan masih dilakukan di rumah-rumah warga. Sehingga belum sesuai standar operasional prosedur (SOP). 

Kepala Dinas Pertanian (Distan) Buleleng, Gede Melandrat mengatakan, kebutuhan daging babi di Kabupaten Buleleng tergolong tinggi. Misalnya saat hari raya Galungan lalu, jumlah babi yang disembelih bisa mencapai 6 ton atau sekitar 600 ekor. 

"Kalau hari-hari biasa potensinya mencapai 100 ekor per hari atau 1 ton. Konsumsi daging babi ini tidak hanya untuk konsumsi pribadi, namun adapula untuk dagang. Mulai dari dagang be guling, dagang be celeng, hingga siobak. Artinya kan terjadi pemotongan hewan ternak babi cukup tinggi," ungkapnya, Senin (24/11). 

Baca juga: KEKERASAN Seksual Meningkat 100 Persen Lebih di Jembrana Tahun 2025, Kok Bisa?

Baca juga: CLOSED Permanen! Bungee Jumping di Pantai Kelingking, Tebing Kavling Sebelah Sudah Laku Terjual?

Kendati demikian, proses penyembelihan/pemotongan babi belum sesuai SOP. Sebab prosesnya masih dilakukan di rumah-rumah warga. "Walau demikian pemerintah tetap hadir dengan melakukan pemantauan termasuk pemeriksaan," jelasnya. 

Di Buleleng, sebenarnya fasilitas pemotongan babi sudah tersedia di RPH Panji Anom, Kecamatan Sukasada. Hanya saja belum representatif. "Pondasi untuk meja sudah ada, namun masih perlu finishing sesuai standar higienis. Selain itu belum ada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)," ucapnya.

Melandrat mengakui hal ini sempat menjadi sorotan dari DPRD Buleleng. Pihak dewan meminta agar RTH Panji Anom ditingkatkan tipenya, sehingga bisa mengakomodir pemotongan babi

Pihaknya pun setuju dengan masukan dewan. Sebab dengan adanya RTH khusus babi, maka pengawasan kesehatan hewan menjadi terpisah di satu tempat. Tidak door to door. 

Rencananya finishing sudah diusulkan pada APBD 2026, termasuk dengan pembuatan IPAL-nya. Jumlah anggaran yang diusulkan untuk tahap pertama senilai Rp1 miliar.

Melandrat berharap, kebutuhan RPH khusus untuk babi ini bisa mendapat persetujuan. Selain untuk mengawasi peredaran daging babi yang higienis, fasilitas ini juga menjadi potensi peningkatan pendapatan asli daerah (PAD). 

"Kami terus mendorong, mudah-mudahan keberadaan fasilitas peternakan ini bisa terwujud di tahun 2026. Sehingga geliat pendapatan daerah melalui sektor peternakan bisa tercapai," tandasnya. (mer)

 

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved