Berita Denpasar
PROYEK PSEL Ditanggapi Warga Pesanggaran, Wali Kota Denpasar Cek Calon Lokasi, Minta Sosialisasi!
Proyek Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) Denpasar Raya rencana akan dimulai Tahun Anggaran (TA) 2026.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
“PSEL bukan hanya solusi terhadap masalah lingkungan, tetapi juga menjadi langkah nyata dalam mendukung transisi energi bersih di daerah. Kami di Denpasar berkomitmen untuk mempercepat proses perencanaan dan pengembangan program ini agar dapat segera memberikan manfaat bagi masyarakat, terutama untuk pengolahan sampah berkelanjutan,” ujarnya.
Untuk diketahui, dari beberapa lokasi daerah yang direkomendasikan, terdapat 7 daerah yang diputuskan pemerintah pusat untuk menjadi prioritas.
Dari jumlah tersebut, telah memenuhi seluruh syarat yang ditetapkan oleh pemerintah pusat dan sudah siap dilakukan pembangunan PSEL tahap 1.
Adalah Provinsi Bali yaitu Denpasar Raya (Kota Denpasar dan Kabupaten Badung), Provinsi DI Yogyakarta, Bogor Raya, Tangerang Raya, Semarang Raya, Bekasi Raya dan Medan Raya.
Seluruh daerah yang terpilih akan diberikan waktu pengerjaan kurang lebih 1 tahun 8 bulan dan paling lambat 2 tahun sejak ditetapkan. (sup)
Mitigasi Akses Keluar Masuk Pengiriman Sampah
Pemkot Denpasar sudah meninjau sebanyak empat kali ke lahan yang akan digunakan Pengolah Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL).
Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa mengatakan, saat turun pihaknya mengaku didampingi prajuru adat Banjar Pesanggaran termasuk kepala lingkungan dan beberapa tokoh masyarakat.
Salah satu hal yang ditekankan dalam peninjauan tersebut yakni terkait akses keluar masuk membawa sampah ke PSEL.
“Karena masyarakat tidak ingin kegiatan mereka sehari-hari terganggu. Saat turun langsung sudah kami mitigasi hal itu,” kata Arya Wibawa, Senin (17/11).
Pihaknya pun akan melapor ke Gubernur Bali agar segera melaporkan terkait akses tersebut ke Danantara.
“Nantinya kami upayakan akses keluar masuk truk sampah buatkan satu titik. Akses kanan masuk, akses kiri keluar, sehingga tidak melalui pemukiman masyarakat. Itu mitigasi sosialisasi,” katanya.
Arya Wibawa menambahkan, ada harapan masyarakat agar PSEL dibangun di TPA saat ini. Namun pihaknya mengaku telah memberikan penjelasan kepada masyarakat terkait hal itu.
“Dari luasan lahan yang ada, tidak dimungkinkan lima sampai enam hektare, dan butuh waktu untuk pindahkan sampah dan butuh biaya. Dan masyarakat mulai sadar dan mengerti,” paparnya.
Dirinya juga mengatakan jika masyarakat di Pesanggaran akan mensosialisasikan dalam paruman agung Galungan di Banjar Pesanggaran. “Kami masih menunggu informasi hasilnya dan kami akan segera lakukan sosialisasi.
Dan jika diperlukan, saya dan Pak Wali, Pak Bupati Badung dan Pak Gubernur siap turun langsung dalam rangka sosialisasi untuk kepentingan kita secara kewilayahan dan Bali. Kalau selesai, yakin masalah sampah bisa dituntaskan,” katanya. (sup)
| PSEL, Pemkot Denpasar Mitigasi Jalan Pengiriman Sampah Agar Tak Mengganggu Aktivitas Masyarakat |
|
|---|
| Distan Denpasar Periksa Daging Babi di 34 Pasar Tradisional, Begini Hasilnya |
|
|---|
| Agar Terang Benderang, Masyarakat Pesanggaran Denpasar Minta Sosialisasi PSEL Dilakukan Secepatnya |
|
|---|
| Untuk Pemeliharaan Infrastruktur, PUPR Denpasar Bali Siapkan Rp 5 Miliar Per Tahun |
|
|---|
| Sejak Januari 2025, 7 Motor Hilang Saat Parkir di Denpasar, 4 Sudah Dapat Ganti Rugi |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bali/foto/bank/originals/Agar-Terang-Benderang-Masyarakat-Pesanggaran-Denpasar-Minta.jpg)