Bali United

Bali United Standar Klub Tanah Air, Lisensi Klub Jadi Pintu ke Asia Lewat Transparansi Finansial

materi Club Licensing Cycle 2025/26 yang dipaparkan mendalami lima kriteria utama yang wajib dipenuhi.

istimewa/Bali United
Manajemen Bali United Jalani Club Licensing. Bali United Standar Klub Tanah Air, Lisensi Klub Jadi Pintu ke Asia Lewat Transparansi Finansial 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Proses perizinan klub (Club Licensing) yang wajib ditempuh setiap tahun oleh kontestan Liga 1 yang sekarang berganti nama menjadi Super League kerap dianggap sebatas urusan administrasi tahunan. 

Namun, bagi klub-klub potensial seperti Bali United, agenda ini penting untuk menentukan masa depan mereka di kancah Asia, terutama dalam memenuhi standar global dan menjaga stabilitas finansial di tengah kerasnya persaingan.

Pada Sabtu 15 November 2025, Bali United menjalani sesi tatap muka Club Licensing Workshop di markas mereka, Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali. 

Kegiatan yang diselenggarakan oleh operator kompetisi, Ileague ini menjadi penegasan bahwa lisensi klub adalah palang pintu utama menuju pentas Asia, sekaligus tolok ukur fundamental tata kelola klub yang profesional.

Baca juga: Tim Bali United Diliburkan 4 Hari, Wonderkid Made Tito Siap Kembali Beri Warna di Lini Tengah

Club Licensing Officer Bali United, Richi Kurniawan menjelaskan, materi Club Licensing Cycle 2025/26 yang dipaparkan mendalami lima kriteria utama yang wajib dipenuhi.

Yaitu Kriteria Olahraga, Infrastruktur, Personel dan Administrasi, Legal, dan yang paling disorot: Kriteria Finansial.

"Ini menjadi agenda rutin yang wajib dilakukan setiap tahunnya untuk menyegarkan kembali pemahaman kami dalam melakukan proses Club Licensing di sistem yang terintegrasi," kata Richi. 

"Ini menjadi langkah awal yang bagus demi menjaga profesionalisme klub setiap tahunnya," sambungnya. 

Namun, di balik narasi rutinitas ini, tersimpan isu krusial yang menjadi batu sandungan kronis bagi banyak klub di Indonesia yakni kesehatan dan transparansi finansial.

Kriteria finansial menuntut klub memiliki laporan keuangan yang transparan, bebas dari tunggakan gaji pemain atau staf, serta memiliki perencanaan bisnis yang berkelanjutan.

Kepatuhan pada aspek ini adalah penanda utama apakah sebuah klub dikelola secara modern dan mandiri, ataukah masih bergantung pada suntikan dana sesaat dari pemilik tanpa pondasi yang kuat.

Lisensi AFC (Konfederasi Sepak Bola Asia) secara ketat mensyaratkan kepatuhan finansial ini. 

Kegagalan di pilar ini berarti tiket ke kompetisi regional, seperti Liga Champions Asia atau Piala AFC, otomatis tertutup, betapa pun menterengnya prestasi tim di domestik.

Direktur Kompetisi I.League, Asep Saputra, menegaskan bahwa proses Club Licensing jauh dari sekadar formalitas. 

Ini adalah upaya pembinaan yang bertujuan mengangkat kualitas sepak bola nasional secara sistemik.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved