Gubernur Koster Harapkan Kunjungan Wisatawan China Tahun 2019 Meningkat jadi 2 Juta

Ribuan penonton yang notabene masyarakat Kintamani dan sekitarnya telah memadati areal Balingkang Kintamani Festival 2019

Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/Muhammad Fredey Mercury
I Wayan Koster saat ditemui usai parade budaya Balingkang Kintamani Festival, Rabu (6/2/2019). 

TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Decak kagum masyarakat hingga wisatawan asing nampak jelas tergambar pada sorot matanya saat menyaksikan parade budaya Balingkang Kintamani Festival 2019.

Meski cenderung singkat, parade budaya yang ditampilkan ratusan seniman itu mampu mengundang riuh tepuk tangan para penonton.

Balingkang Kintamani Festival (BKF) 2019 digelar tepat di depan Pura Ulundanu Batur, Kintamani.

Sejak pagi hari, ribuan penonton yang notabene masyarakat Kintamani dan sekitarnya telah memadati areal festival, disusul oleh turis-turis asal China, dan tamu undangan lainnya, Rabu (6/2/2019).

Suasana jalanan sekitar yakni dari perempatan tunon menuju panggung utama, juga terasa kental dengan akulturasi budaya, yakni berupa penjor yang di bagian atasnya dipasangi lampion.

Baca: 4 Tahun Jadi Buron, Alay Kini Dijemput Jaksa Dari Lampung Untuk Jalani Pidana 18 Tahun

Baca: Banjar Sangging Kaya Objek Berdimensi Niskala, dari Gua Sakral hingga Batu Penjaga Desa

Parade budaya dalam BKF 2019 dimulai pukul 10.00 Wita dan berlangsung selama dua jam.

Parade budaya menampilkan tarian pembuka disusul sambutan dari Panitia, Konsulat Jenderal (Konjen) China untuk Provinsi Bali Gao Haodong, serta Gubernur Bali yang sekaligus membuka acara.

Festival akulturasi budaya Bali - China yang diklaim baru pertama kali digelar di Indonesia ini, melibatkan sedikitnya 500 seniman.

Hal ini sontak menyedot antusias para penonton.

Berdasarkan penuturan panitia, tujuan utama digelarnya BKF 2019 tidak lain untuk mengembalikan kunjungan wisatawan China, yang menurun drastis sejak mencuatnya paket wisata murah disusul dengan penutupan toko-toko ilegal.

Baca: Moammar Emka : Tarif Prostitusi Online Seperti Vanessa Angel Murah, Kelas Atas Fasilitasnya Begini

Baca: Hitam Warnanya, Gurih Rasanya, Warung Blaster Tawarkan Pizza yang Beda dari Lainnya

Terlepas dari persoalan itu, digelarnya BKF 2019 juga untuk lebih mempererat jalinan persaudaraan antara Indonesia, khususnya Bali dengan China.

Sebab berdasarkan sejarah, raja Bali pada masa itu Raja Jayapangus, menikahi seorang putri asal China bernama Kang Cing Wie hingga melahirkan beragam akulturasi budaya antara Bali dan China.

Gubernur Bali, I Wayan Koster pada sambutannya menuturkan terselenggaranya Balingkang Kintamani Festival merupakan ide dari Konsulat Jenderal China untuk Provinsi Bali, Gao Haodong dalam merayakan Tahun Baru Imlek.

Pada kesempatan itu pula, Koster memaparkan keunikan Bangli, khususnya wilayah Kintamani yang memiliki adat istiadat dan tradisi seni budaya yang sangat unik, dimana salah satunya memiliki akulturasi budaya dengan China.

Baca: Polres Tabanan Amankan Empat Pengguna Sabu di 3 Lokasi Berbeda

Baca: Bagus Erawan Sebulan Trip ke Australia, Pegawai Kontrak 94 Kali Absen Tanpa Keterangan

“Mungkin boleh jadi, keunikan ini dimulai dari romantika Raja Jayapangus dengan Kang Cing Wie. Tanda-tanda akuluturasi budaya Bali – China ini muncul di tempat-tempat suci, seperti Pura Batur dan Pura Besakih. Dan mungkin budaya berdagang yang sangat kuat di wilayah Batur ini, datangnya juga dari China. Tentunya interaksi budaya sangat positif dalam membangun ekonomi Bali, khususnya masyarakat Bangli,” ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved