EKSKLUSIF Tribun Bali
Kasus Jual ABG, Hukuman Dinilai Ringan tak Timbulkan Efek Jera
Kali ini si pemesannya adalah oknum pegawai negeri sipil (PNS) Staf Tata Usaha (TU) Sekolah Dasar (SD) di Jembrana, I Gede Suardika alias Dek Su (39).
Faktor Keluarga Lebih Dominan
Hadiah atau rewards menjadi satu latar belakang utama mengapa gadis usia belasan tahun terjebak dalam prostitusi.
Kebutuhan akan eksistensi diri pada gadis usia belasan tahun sangat tinggi.
Misalnya mereka menginginkan ponsel keluaran terbaru, baju yang sesuai model terbaru dan bermerek, bahkan hingga ingin memiliki sepeda motor dan mobil bagus.
Jadi, alasan ekonomi menjadi satu faktor utama mengapa gadis belia terjebak prostitusi.
Tentu saja tidak melulu dilatarbelakangi motif ekonomi.
Itu juga didukung adanya permasalahan tertentu yang sedang dihadapi.
Contohnya gadis itu jauh dari orang tua, ayah dan ibunya broken home atau keluarganya tidak harmonis, atau mereka tidak dekat dengan kerabatnya.
Perbuatan itu berakibat kepada menurunnya harga diri, semakin terpuruk maka mereka akan semakin sulit untuk bangkit.
Satu yang patut diprihatinkan yaitu jika ada siswi sekolah yang terjebak di lingkaran prostitusi.
Mereka hampir dipastikan akan malas mengikuti pelajaran di kelas.
Cara mengantisipasinya yaitu orang tua harus jeli terhadap perilaku anaknya.
Mereka harus tahu di mana keberadaan anak-anaknya pada jam-jam tertentu.
Orang tua semestinya sering mengecek kepada teman-teman anaknya, kalau perlu sesekali memeriksa isi tas putrinya.
Jika pelaku prostitusi itu masih berstatus pelajar, maka pihak sekolah semestinya turut bertanggung jawab.