Simpang Ring Banjar
Bhisama Patih Ki Kebo Iwa, Bangunan Tak Boleh Pakai Bata dan Kayu Jati
Masyarakat Desa Adat Kapal, Mengwi Badung masih memegang keyakinan untuk tidak membangun rumah atau apapun yang berbahan batu bata dan kayu Jati
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Irma Budiarti
Begitu juga kayu yang digunakan patah.
Saat itu KI Kebo Iwa murka hingga mengeluarkan bhisama.
"Kebo Iwa mengutuk, bila ada yang menggunakan bata merah mereka akan tidak menemui kebahagiaan selamanya. Dari itulah sampai saat ini tidak ada warga yang berani menggunakan dua bahan itu (batu Bata dan Kayu jati) sebagai bahan bangunan. Kalau menggunakan keluarga akan cekcok," paparnya.
"Pernah warga melanggarnya, namun memang kejadian keluarganya tidak harmonis. Setelah ditanyakan secara niskala, diminta untuk membongkar bangunan yang berbahan bata," tungkasnya.
Baca: Hasil Studi: Kendati Bikin Ketagihan, Bermain PUBG dan Fortnite Bisa Tingkatkan Produktivitas Kerja
Baca: IMLEK 2019 – Tahun Ini Memasuki Shio Babi, Bagaimana Maknanya?
Baca: Tas Daun Pandan Ramai Dipesan, Dampak Pergub Pembatasan Plastik
Organisasi Dituntut Rutin Berkegiatan
Semua organisasi yang ada di Banjar Basang Tamiang, Kapal dituntut untuk rutin melakukan kegiatan.
Dengan adanya kegiatan termasuk juga parum atau rapat itu membuktikan organisasi masih aktif.
“Adanya rapat itu menjadi ciri bahwa bahwa organisasi itu aktif,” ujar Kelian Adat Banjar Basang Tamiang, I Putu Suardiawan.
Semua organisasi yakni sekaa teruna dan juga PKK kegiatannya sangat banyak.
Selebihnya saat ada upacara di banjar maupun di pura yang ada di Banjar Basang Tamiang.
Dilihat dari segi tatanan masyarakat atau krama banjar, di Banjar Basang Tamiang masyarakatnya dibagi menjadi tiga yakni masyarakat asli Kapal, pendatang, dan kaum Brahmana.
Bahkan menurutnya di Banjar Basang Tamiang juga terdapat tiga kelompok Pura Dalem.
“Itu di banjar banyak ada kukul, karena setiap masing-masing kelompok memiliki kukul. Begitu juga berbagai jenis tipe suara pada kukul tersebut. Terdapat kukul dalem tiga, sekaa teruna dan sekaa angklung," ujarnya. (*)