Hari Raya Nyepi

Upacara Tawur Kesanga Dipuput Enam Sulinggih, Dihadiri Ribuan Masyarakat Denpasar

H-1 Hari Raya Nyepi, masyarakat sekitar Kota Denpasar menggelar Upacara Tawur Kesanga

Penulis: Busrah Ardans | Editor: Irma Budiarti
Dok. Pribadi Dewa Ketut Adi Putra
Serangkaian upacara Tawur Kesanga yang digelar di Lapangan Puputan Badung, Rabu (6/3/2019) pagi tadi. Upacara Tawur Kesanga ini dihadiri ribuan masyarakat Denpasar dan dipuput oleh enam Sulinggih. 

Pun pula, upacara yang seyogyanya dilakukan di perempatan-perempatan agung, saat ini dilakukan di Lapangan Puputan.

Baca: Puncak Arus Mudik Nyepi Terjadi Hari Ini, ASDP Gilimanuk Buka 5 Tol Guide Antisipasi Kemacetan

Baca: Tawur Kesanga Dilaksanakan Sehari Sebelum Nyepi Saat Sandikala , Ini Prosesinya

Dijelaskan, hal ini lantaran perempatan-perempatan agung yang ada sudah dalam keadaan dibeton sehingga sulit untuk dijadikan tempat menanam wewalungan dalam upacara.

"Nah mengapa diambil di lapangan ini? Kan kita di sini, di semua perempatan agung itu sudah dibeton (dipakai jalan), sehingga untuk menanam wewalungan itu tentu tidak mungkin dilakukan di sana. Sehingga diambil sedikit agak ke tengah, dan puncak acaranya adalah di Lapangan Puputan Badung. Namun sesungguhnya maknanya itu di perempatan agung, seperti Catur Muka. Karena di Catur Muka sudah dibeton tentu tidak mungkin digali," terang dia.

Sementara itu, acara ini dikatakan dipuput oleh 6 sulinggih yang disebut Sarwa Sadhaka.

Dipuput sendiri artinya diselesaikan atau dipimpin.

Sehingga yang dimaksud dipuput adalah sebagai penghantar antara alam sekala (jagat raya) dengan alam niskala.

Baca: Ketika Semuanya Hening Dan Tanpa Gerak, Inilah Hari Suci Nyepi di Bali

Baca: Berkah Nyepi Bagi Para Napi, 208 WBP Peroleh Remisi, 3 Orang Langsung Bebas

"Masing-masing ada dari Ida Pedanda Gede Ngurah Telaga sebagai Manggala Karya, ada Ida Pedanda Gede Made Dharma Kerti, kemudian Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Kertha Bhuana, dipuput juga oleh Jro Dukuh Udhalaka Dharma, kemudian Ida Sri Empu Dharma Sunu, dan terakhir Ida Pandhita Empu Nabe Dhaksa Mertha Yoga. Itulah enam Sulinggih," jelasnya.

Ditambahkan, selain itu juga ada Ida Pedanda Istri yang merupakan Tapini yang mengatur segala bentuk upacara yang dihaturkan, yaitu Ida Pedanda Istri Raka dan Ida Pedanda Istri Rai Pemecutan.

Upacara Tawur Kesanga tersebut dihadiri Pemerintah Kota Denpasar, Kepala Desa, Bendesa, Kelian Banjar, juga dihadiri ribuan masyarakat umum yang ada sekitar kota Denpasar.

Di sela-sela upacara, juga dipentaskan tari-tarian, di antaranya Tari Rejang Dewa dari anak-anak SMP Negeri 1 Denpasar, kemudian dilanjutkan dengan Tari Rejang Renteng dari WHDI Kota Denpasar, juga ada Tari Baris Gede yang diiringi Sekaa Gong Sanggar Swara Giri Bandhana. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved