Kukuh Bantah Tudingan Warga Soal Limbah dan Bau Busuk Pabrik Tepung Ikan
Warga di Banjar Ketapang Lampu memprotes bau tak sedap yang ditimbulkan pabrik pengolahan tepung ikan PT BBM (Bumi Bali Mina)
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Irma Budiarti
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Warga di Banjar Ketapang Lampu, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Jembrana memprotes bau tak sedap yang ditimbulkan pabrik pengolahan tepung ikan PT BBM (Bumi Bali Mina).
Mereka pun sempat menggelar aksi menutup hidung dengan masker.
Pemilik PT BBM, Kukuh AW langsung menampik anggapan warga ihwal pabriknya disebut menimbulkan bau tak sedap.
Kata dia, tidak mungkin ada bau menyengat karena pabriknya tidak memproduksi banyak dari kapasitas yang bisa diproduksi.
"Sekarang ini dibandingkan saja kapasitas produksi itu katakan 500 ton. Kami cuma bisa produksi lima ton. Kalau saya terus menerus berjalan, mungkin akan menyengat. Tapi cuma lima ton," jawab Kukuh, Rabu (17/4/2019).
Ia mengaku, kalau memang pabriknya menimbulkan bau menyengat, mengapa ada warga yang memintanya memasang lampu.
Baca: Laut Pengambengan Tercemar Limbah Pabrik Pengolahan Tepung Ikan
Baca: Lahan Pertanian Produktif Sisa 2.170 Ha, Perumahan Banyak Gusur Area Pertanian
"Lampu itu sebagai penerang karena dibuat pacaran sama anak muda. Malah dari warga disuruh kasih lampu. Nah logikanya kalau bau maka tidak ada yang di sana pacaran," ungkapnya.
Disinggung mengenai pengolahan, Kukuh mengaku limbah diolah vakum.
Malahan limbah itu ada nilai lebih buat pabrik.
Pengolahan tepung ikan itu seperti pemulung, yang tidak diterima oleh pabrik sarden akan dijadikan tepung.
"Jangan sampai limbah itu keluar. Tapi semua dijadikan tepung. Kalau bau tidak mungkin. Kalau saya ngobrol sama lingkungan tidak ada apa-apa. Baik-baik saja," jelasnya.
Baca: Hasil Real Count KPU, Prabowo-Sandi Sempat Unggul saat Dini Hari, Per Pukul 09.15 Ini Hasilnya
Baca: KRI Alugoro 405 Resmi Diluncurkan, Menhan Ungkap Kecanggihan Teknologi & Keunggulannya Ini
Apakah itu limbah atau bukan yang keluar dari pipa?
Kukuh tidak berani memastikan.
Meski demikian berdasarkan pantauan Tribun Bali, ada perubahan warna laut.
"Pengolahan limbah itu tidak ada buangan air ke laut. Kalau asap, seperti pabrik-pabrik yang lainnya. Tapi kami tidak tahu apakah itu limbah. Saya tidak bisa memastikan," kilahnya.
Kukuh menyebut, pembuangan pipa yang menjorok ke laut itu adalah sirkulasi air laut.
Baca: Stres Karena Jagoan Kalah di Pemilu Bisa Terjadi, Ini Tips Untuk Mengindarinya, Pertama Tarik Napas
Baca: 10 Tips Mendidik Anak Agar Tidak Manja, Ajari Bersyukur dan Menerima Kegagalan
Pengolahan limbah itu menggunakan vakum sehingga itu memerlukan air yang banyak.
Itu dikarenakan tidak mungkin dalam menjalankan vakum dengan air tanah.
Karena air tanah bisa habis untuk sirkulasi vakum tersebut.
"Kalau perbedaan itu memang bisa dipantau yang lainnya. Harus dipantau pabrik yang lainnya. Tapi masalah itu coba kita pantau lagi. Tapi kalau keluar itu tidak mungkin limbah," jelasnya lagi.
Sebelumnya, puluhan warga Banjar Ketapang Lampu Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Jembrana melakukan aksi dengan hidung dan mulut mereka dengan masker.
Hal itu didasari karena aroma busuk yang dikeluarkan pabrik pengolahan tepung ikan PT BBM . (*)