Manfaatkan Limbah Domestik sebagai Pupuk Hayati, Mahasiswa Unhi Raih Juara I di Kancah Nasional

Sudah bermunculan mikroorganisme dalam tanah seperti cacing dan jamur yang sangat diperlukan oleh tanah. Ini berbeda dengan pupuk kimia yang malah

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Tribun Bali/I Wayan Sui Suadnyana
I Made Dwi Mertha Adnyana 

Ia mengharapkan sinergi dari pemerintah atau instansi terkait tentang penelitian lanjutan temuannya tersebut.

"Kalau sudah terbukti, saya ingin setiap desa memiliki mesin ini. Di samping menghemat pembelian pupuk sintesis, juga bermanfaat menjaga kelestarian lingkungan dan berdampak bagi kesehatan masyarakat," imbuhnya.

Di sela-sela kesibukannya mengikuti perkuliahan dan jadwal lomba yang padat, Dwi ternyata berupaya mengais rezeki sampingan.

Beban Konsumsi Listrik di Bali Tertinggi, Suwarjoni Sebut Rasio Elektrifikasi Bali Capai 100 Persen

Satu Persatu Siswi Tumbang dan Histeris, Kesurupan Masal di SMP N 4 Banjarangkan

Rezeki sampingan yang ia ambil di antaranya sebagai penari freelance dan membuka jasa rias Bali.

Langkah tersebut ia harus lakukan karena mengetahui bahwa dirinya bukan dari keluarga yang berada.

"Bapak saya sempat lumpuh, kerjanya cuma tukang parkir di Pasar Umum Negara. Sedangkan ibu buruh serabutan (tukang suun) di pasar yang sama. Jadi saya harus pintar-pintar mengelola uang karena di Denpasar juga nge-kost," ungkap Dwi. (*)

Sumber: Tribun Bali
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved