Perkuat Kerja Sama Pengembangan Buah-buahan, Pemprov Bali Sambangi PT. GGF di Lampung Tengah
Kerja sama itu dilakukan dalam pengembangan buah pisang di daerah Pekutatan Kabupaten Jembrana yang menggunakan tanah milik Perusda seluas 114 Hektare
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Meika Pestaria Tumanggor
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali melalui Biro Humas dan Protokol mengunjungi PT. Great Giant Food (GGF) di Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung, Rabu (20/11/2019).
Kunjungan yang juga dilaksanakan bersama sejumlah awak media ini sebagai upaya dalam membina kerjasama antara Pemprov Bali dengan GGF.
Asisten III Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Provinsi Bali Wayan Suarjana mengatakan, Pemprov Bali khususnya melalui Perusahaan Daerah (Perusda) sudah menjalin kerja sama dengan GGF.
Kerja sama itu dilakukan dalam pengembangan buah pisang di daerah Pekutatan Kabupaten Jembrana yang menggunakan tanah milik Perusda seluas 114 Hektare.
• Kreasi Pis Bolong Jadi Plakat dan Piala, Omzet Ni Ketut Pujantika Suciani Capai Rp 6 Juta Per Bulan
• Ibu-Ibu Warga Dusun Selasih Khawatir Sumber Penghasilan Utamanya Petik Daun Pisang Batu Hilang
Pemprov Bali memilih bekerja sama dengan pihak GGF dikarenakan perusahaan ini telah berhasil dalam mengembangkan buah-buahan.
"Kami menilai sangat berhasil," kata Suarjana saat memberikan sambutan saat tiba di GGF.
Ia mengatakan, Bali dahulunya memiliki banyak buah khususnya buah lokal, namun saat ini keberadaannya hingga di desa-desa sudah mulai punah.
Oleh karena itu, Pemprov Bali saat ini sangat berkeinginan untuk kembali mengembangkan buah-buahan.
Suarjana berharap, dengan adanya kerja sama antara pihak Perusda dengan GGF akan kembali membangkitkan keberadaan buah-buahan di Bali.
Selain itu, ia juga berharap pengembangan buah-buahan nantinya mampu memberikan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi Pemprov Bali.
• Melintas di Jalan Gatsu Barat Tengah Malam, Pemuda Asal NTT Dikeroyok 8 Orang Karena Tak Punya Rokok
• Kabar Duka, Ketua PP Muhammadiyah Bahtiar Effendy Meninggal Dunia
Selama ini, kata dia, tanah milik Perusda di daerah Pekutatan memang selalu dikerjasamakan dengan berbagai pihak, namun sampai saat ini belum memberikan hasil PAD kepada Pemprov Bali.
"Inilah yang harapan kami optimis kedepan," terangnya.
Dirinya memohon kepada pihak GGF untuk benar-benar membantu Perusda Bali dalam pengembangan buah-buahan.
Nantinya pengembangan buah-buahan tersebut tidak hanya dilakukan pada tanah milik Perusda Bali, akan tetapi juga di tanah-tanah yang dimiliki oleh para petani.
Dengan adanya pengembangan kerja sama itu, Suarjana juga berharap nantinya ada peningkatan kesejahteraan para petani.
Sementara itu, Managing Director GGF Wayan Ardana mengatakan, 114 hektare lahan milik Pemprov di Pekutatan akan dijadilan sebagai pilot project pengembangan pisang.
Dirinya menilai, selain daerah Pekutatan, Bali masih mempunyai potensi dalam pengembangan holtikultura khususnya pisang dan nanas di daerah lain.
• Kader Golkar Badung Mundur Massal, Kecewa Terhadap Putusan Mahkamah Partai
• Terima Kasih Sudah Berjuang untuk Kami, Dua Upacara di Peringatan Hari Puputan Margarana
"Kita rancang Bali untuk jadi satelit farming kita, melalui kerjasama dengan Perusda, mengembangkan komoditi pisang yang nantinya akan memenuhi kebutuhan Bali, NTB dan sekitarnya," kata dia.
Ardana juga menyebut potensi budidaya pisang di Bali juga didukung beberapa kawasan yang berada di dataran tinggi yang sangat baik bagi budidaya pisang.
Dirinya menilai, jika pisang nantinya bisa dikembangkan di daratan tinggi, hasilnya akan lebih manis dan legit.
Untuk menghindari penyakit, kata pria asal Bedulu, Kabupaten Gianyar ini, tanaman pisang perlu dirotasi dengan tanaman lain seperti nanas.
Tujuannya yakni untuk memutus rantai perkembangan penyakit fusarium pada pisang yang sangat sulit untuk dihentikan.
Sebagai informasi, PT. GGF diklaim sebagai produsen nanas kaleng terbesar di dunia dengan produksi menyentuh 630 ribu ton per tahun.
• Kantor Imigrasi Ngurah Rai Buka Layanan E-Paspor, Biaya Penerbitan Rp 650 Ribu
• 30.265 Kendaraan di Bangli Tunggak Pajak, Animo Warga Rendah & Tak Terpengaruh Pemutihan
Produknya merambah pasar ekspor ke Jepang, Korea hingga Timur Tengah.
Produksi tersebut merupakan hasil dari 34 ribu hektar tanah perusahaan serta bekerja sama juga dengan petani setempat.
GGF juga memproduksi buah pisang, jambu biji, semangka dan durian segar.
Selain itu, dihasilkan pula produk berupa enzim bromelin dari hati dan batang nanas, yang banyak dimanfaatkan di bidang kesehatan dan kecantikan. (*)