Waspadai Beberapa Penyakit yang Muncul Pasca Banjir

Tidak hanya kerugian material, masyarakat juga perlu waspada pada penyakit yang akan timbul pasca banjir

(SYIFA NURI KHAIRUNNISA)
(ilustrasi) Ketinggian air sudah mencapai setengah badan mobil kala banjir melanda Perumahan Kartika Baru, Rabu (01/01/2019) 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin

 

TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Banjir yang melanda wilayah Jabodetabek selama dua hari belakangan ini dikhawatirkan tidak hanya menyebabkan kerusakan secara material, namun masyarakat juga perlu waspada pada penyakit yang akan timbul pasca banjir ini. 

Demikian peringatan yang disampaikan oleh dr Moh. Adib Khumaidi, SpOT, selaku Ketua Umum Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI).

dr. Moh. Adib menambahkan potensi penyakit paska banjir yang akan muncul ini di antaranya Leptospirosis yang disebabkan karena air banjir yang kotor bercampur dengan kotoran tikus dan sampah.

Diare dan Demam Tifoid yang disebabkan oleh konsumsi makanan dan minuman serta kebersihan yang kurang higienis terutama karena selama banjir berlangsung, banyak tumpukan sampah dan kotoran bercampur ke dalam rumah dan menempel di tubuh.

Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Agepty yang berpotensi muncul akibat tumpukan sampah dan rongsokan di area yang lembab pasca banjir.

Didominasi Narkotika, Selama 2019 Polda Bali Ungkap 2.067 Kasus Kriminalitas, Turun dari Tahun 2018 

Bali Bagian Barat Diprediksi Hujan Lebat 2-4 Januari, Bandara Ngurah Rai Antisipasi Cuaca Ekstrem

Pesta Pergantian Tahun 2020 Berubah Mengerikan, Ditusuk dan Dikeroyok Para Sahabat hingga Tewas

ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) yang disebabkan oleh udara dingin bercampur dengan air beraroma kotor selama banjir berlangsung.

Asam lambung dan migrain yang disebabkan karena umumnya korban banjir tidak mengonsumsi makanan sesuai gizi dan tidak makan tepat waktu.

Hal ini umumnya banyak dialami oleh korban banjir usia produktif dan lansia.

Flu dan demam yang disebabkan karena korban banjir terpapar air dan udara dingin cukup lama.

Infeksi kulit yang terjadi akibat paparan dengan air banjir yang bercampur dengan kotoran manusia, hewan, juga sampah dan lumpur.

“Selain sampah dan kotoran yang bercampur dalam air banjir, dikhawatirkan juga ada hewan liar serta pecahan benda-benda tajam yang turut dalam arus banjir tersebut,” imbuh dr. Moh. Adib, Kamis (2/1/2020) di Jakarta melalui keterangan resminya.

Mengingat musim hujan dan cuaca ekstrem ini masih akan berlangsung hingga dua bulan mendatang dan dikhawatirkan adanya banjir susulan atau berulang, untuk itu PDEI mengimbau masyarakat agar melakukan pencegahan semaksimal mungkin dengan cara sebagai berikut:

Rebutan Pacar, Dua Gadis Afrika Aniaya Gadis Timor Leste, Divonis 7 Bulan Penjara

Pertama di Bali, Kasus Penganiayaan Anjing Masuk Persidangan, Si Putih Tewas Akibat Pendarahan

Ramai Soal Kenaikan Cukai Rokok, Tahukah Anda 4 Tokoh Besar Ini Ternyata Juga Seorang Perokok?

-Menghindarkan anak-anak untuk bermain air banjir agar terhindar dari berbagai jenis penyakit yang mungkin timbul sesudahnya

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved