Terlalu Sering Multitasking, Hindari 6 Gaya Hidup Ini untuk Meminimalisasi Depresi
Depresi adalah gangguan psikiatri yang banyak ditemui di masyarakat dan bisa menimpa siapa saja.
Namun, menghabiskan terlalu banyak waktu untuk sendiri bisa membawa efek sebaliknya dan dapat meningkatkan risiko depresi.
Untuk menghindarinya, Heitler menekankan pentingnya menjaga hubungan pertemanan dengan orang lain sebagai strategi menghindari depresi.
"Setiap saat kita terhubung dengan orang lain, maka itu adalah kesempatan untuk pertukaran emosi yang positif," katanya.
• Prediski Pemain Melbourne Victory vs Bali United, dan Kekuatan Kedua Tim di 5 Laga Terakhir
• Foto dan Unggah ke Medsos Dapat Tingkatkan Kebahagiaan, Berikut Tips Ambil Foto Gunakan Smartphone
3. Terlalu multitasking
Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat dan gawai dalam genggaman, kita seolah dituntut untuk menaruh perhatian selama 24 jam penuh setiap harinya.
Maka, menjadi umum bagi kebanyakan orang mengonsumsi media lebih dari satu gawai pada satu waktu.
Faktanya, para pakar mengestimasikan rata-rata waktu yang dihabiskan untuk media multitasking meningkat hingga dua kali lipatnya.
Sebuah riset menunjukkan bahwa multitasking yang berlebihan buruk bagi otak.
Sebuah survei terhadap 318 orang yang dipublikasikan di Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking pada 2013 mengungkapkan, orang-orang yang melakukan media multitasking lebih sering mengalami gejala depresi dan kecemasan sosial.
Untuk menangkalnya, cobalah menghabiskan waktu hanya dengan satu gawai per harinya dan membatasi waktu penggunaan layar (screen time).
• Selain Pilih Makanan dan Tidur, Berikut Cara Sederhana untuk Menjaga Kesehatan Mental
4. Berteman dengan orang-orang negatif
Kritik, komentar-komentar negatif dari teman, bos, atau pasangan bisa memicu stres singkat.
Namun, dikelilingi oleh orang-orang yang negatif bisa meningkatkan risiko depresi tersebut.
Heitler mencontohkan aktivitas yang tidak disukai banyak orang, seperti berbicara kasar dengan keras.
"Berada di sekitar orang-orang yang mengirimkan energi negatif adalah sebuah masalah. Ini bisa membuat kita merasa sedih," ungkapnya.