Koster Pastikan Tidak Ada Tol Jawa-Bali, Sebut yang Disiapkan Kini adalah Tol Denpasar-Gilimanuk
Gubernur Bali Wayan Koster memastikan tidak akan ada pembangunan jalan tol atau jembatan yang menghubungkan Pulau Bali dengan Jawa.
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Ady Sucipto
Di sisi lain, sebelum proyek itu dikerjakan tentu harus ada izin dari Pemprov Bali dan kabupaten/kota yang wilayahnya dilintasi LRT.
Hal itu wajib dilakukan karena LRT sebagian besar memanfaatkan ruang kabupaten/kota.
“Dari ruang yang dimanfaatkan tersebut apakah bentuknya hanya perizinan, pajak ataukah termasuk ada modal investasi kita di sana. Itu tadi belum ada jawaban,” tutur politisi asal Gianyar ini.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali I Gede Wayan Samsi Gunarta mengatakan pihaknya terus membangun sinergi supaya proyek LRT bisa terealisasi.
Samsi menjelaskan, LRT sudah masuk masterplan Pengembangan Kereta Api Bali 2020-2024.
Ada dua opsi yaitu dibangun melayang atau berada di bawah tanah sedalam 30 meter.
Menurutnya jika lintasannya berada di bawah tanah, maka tidak ada pembebasan lahan karena kedalaman 30 meter itu secara umum masih dikuasai negara.
"Supaya praktis, biasanya Lintasan itu akan menggunakan ruang di bawah jalan raya sehingga kepentingannya relatif aman,” ujarnya.
Jalur yang akan dilalui LRT Bandara-Jineng berjarak 4,8 kilometer. Samsi menyebut proyek ini baru sampai tahapan inisiasi.
Artinya investor akan masuk, kemudian mereka kumpulkan kekuatan untuk memulai pengerjaannya.
Diperkirakan peletakan batu pertama (ground breaking) proyek LRT pada Juni 2020.
General Manager PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Herry A.Y. Sikado mengatakan pembangunan LRT ini untuk memperlancar konektivitas dari Kuta ke bandara dan sebaliknya.
Selama ini, akses tersebut menjadi persoalan terutama saat peak season seperti pada bulan Desember lalu.
Menurutnya, salah satu moda transportasi yang bisa mengakomodir adalah kereta.
Moda transportasi ini pun diharapkan bisa mengurangi kepadatan di bandara.
“Sekarang kapasitas parkir kita itu hanya 3.800. Mudah-mudahan dengan alternatif moda transportasi ini bisa mengurangi kepadatan di bandara maupun aksesibilitasnya ke kota,” kata Herry.
Ia berharap pembangunan LRT selesai tahun 2023. (sui/wem)