Jalan Utama di Bangli Tak Kunjung Dapat Perbaikan, Ratih: Mau Antar Anak Sekolah Harus Merayap

Padahal jalur tersebut merupakan akses utama bagi masyarakat untuk menuju Desa Songan, maupun Penelokan.

Dok warga Bangli
Warga ketika melintas di sekitaran kubangan jalur Bubung Kelambu - Culali, Senin (3/2/2020) 

TRIBUN-BALI.COM, BANGLI – Bertahun-tahun dengan kondisi memperihatinkan, jalur Dusun Bubung Kelambu menuju jalur Culali, Dusun Yeh Mampeh, Desa Batur, Kintamani, Bali tak kunjung mendapat perhatian.

Padahal jalur tersebut merupakan akses utama bagi masyarakat untuk menuju Desa Songan, maupun Penelokan.

Pantauan di sekitar, banyak lubang menganga yang menyebabkan tidak nyaman saat melintas jalur tersebut.

Beberapa titik bahkan nampak digenangi air, sehingga untuk melintas harus mencari akses yang kering.

Warga sekitar bernama Jero Ratih menjelaskan, jalan tersebut sejatinya sudah sempat dihotmix sekitar tahun 2017 silam.

Rumah Sakit Khusus Penderita Virus Corona di Hubei China, Dibangun 7 Ribu Pekerja dalam 10 Hari

Ini Alasan Wagub Bali Tolak Permintaan Timor Leste Soal Karantina Mahasiswa yang Pulang dari China

Fakta-fakta Dibalik Kasus Dugaan Skandal Perselingkuhan Oknum Polwan di Bogor, Menangis Divonis Ini

Belum sempat serah terima, jalur tersebut justru sudah tertimbun lumpur akibat banjir bandang yang terjadi tiga hari kemudian.

“Hanya truk yang bisa melintas di sana. Kalau tiang mau antar anak saya sekolah terpaksa harus ‘merayap’. Tiang lewat ke pinggiran, pinjam ke kebun orang agar bisa lewat,” katanya.

Ia menjelaskan, musibah longsor dan banjir bandang yang terjadi pada tahun 2017 silam membawa material air, lumpur, serta batu apung.

Saat musim kemarau, lumpur di sekitar menjadi debu tebal.

Jero Ratih mengatakan untuk menuju ke arah Kintamani, ia bisa lewat jalur Culali maupun Jalur Penelokan.

Tak Berizin, Sebuah Toko di Klungkung Ditutup Paksa Satpol PP

Tujuh Gadis Manado Ditemukan Mabuk Bareng Belasan Pria di Hotel, Ada Hubungan dengan Mi Chat

Hadirkan 12 Karya, Ini Informasi Karya Beserta Jadwal Pelaksanaan Pameran Anton Subiyanto

Kendati demikian lewat kemanapun diakui kondisinya juga sama-sama rusak.

Terlebih ketika memasuki musim penghujan, beberapa titik mulai tergenang.

Bahkan Jero Ratih tidak bisa mengantar anak ke sekolah.

Pun demikian dengan dirinya yang tidak bisa ke sekolah mengajar kesenian di SD 4 Batur, Kintamani.

“Kalau lewat Culali itu sudah parah sekali, kalau lewat jalur Penelokan lebih parah lagi. Sekitar empat sampai lima (lubang) jalan yang rusak dan berlumpur."

Citilink Indonesia Hentikan Sementara Penerbangan Bali-Kunming China

Pelaksanaan SKD CPNS Pemprov Bali Berakhir, 1.044 Peserta Tak Hadir, 86 Persen Lolos Passing Grade

"Tiang tidak bisa berbuat banyak, bagaimana mau mengantar ke sekolah airnya saja setinggi lutut. Kalau kita mau lewat dengan sepeda motor, seandainya nyangkut untuk kembali akan sangat susah,” ujarnya.

Hampir tiga tahun mengalami kerusakan, Jero Ratih mengaku belum ada upaya perbaikan dari dinas.

Pihak rekanan pun, imbuhnya, juga tidak jelas ke mana.

“Padahal itu kan jalan umum. Ada pula tempat ibadah di sana, terkadang sampai pemedek tidak bisa melintas."

"Tiang harap dari pihak dinas segera melakukan penanganan dengan mendatangkan alat berat, sehingga tanah dan lumpur itu bisa dibersihkan hingga ketemu aspalnya,” ucap Jero Ratih.

Hal yang sama juga disampaikan warga lainnya bernama Jro Sucipta Kariyawan.

Ia mengungkapkan kerusakan ruas jalan hotmix sepanjang 1 kilometer itu, terjadi akibat dampak bencana tanah longsor yang menimbun.

Buntutnya, hampir setiap tahun warga mengeluhkan kondisi jalan sulit dilalui.

Oleh sebab itu, imbuhnya, masyarakat sangat berharap adanya perhatian dari instansi terkait, untuk bisa segera membersihkan material yang menimbun jalan tersebut.

Ia menambahkan agar instansi terkait membangun drainase di sepanjang jalan, sehingga kualitas hotmix tetap terjaga.

“Selama ini, drainasenya tidak ada. Sehingga saat terjadi hujan, airnya lebih banyak menggenangi ruas jalan ini sehingga sangat sulit dilalui,” ungkapnya.

Sementara Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Pemukiman (PUPR Perkim) Kabupaten Bangli, I Made Soma tidak memungkiri ihwal kerusakan jalan tersebut.

Sedangkan untuk perbaikannya, Soma menegaskan masih perlu dilakukan pengecekan langsung oleh mandor kabupaten.

“Kami akan cek dulu ke lokasi. Khususnya untuk pembersihan, itu bisa dilakukan dengan anggaran rutin. Namun bagaimana tindak lanjut kedepannya, kami tunggu laporan dari mandor tersebut,” tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved