Impor Dari China Ditutup, Bali Terancam Kekurangan Bawang Putih

Impor dari China Ditutup, Bali Terancam Kekurangan Bawang Putih, Sehari Harga Bawang Putih Naik Rp 3 Ribu

Penulis: Wema Satya Dinata | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN BALI/WEMA SATYADINATA 
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali Wayan Jarta 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pemerintah Pusat melalui Kementerian Perdagangan RI mengeluarkan kebijakan penutupan sementara impor produk makanan dan minuman dari China ke Indonesia.

Penutupan impor tersebut dilakukan dengan alasan adanya wabah virus Corona yang masih melanda Negara Tirai Bambu tersebut.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali Wayan Jarta mengaku surat dari Pusat terkait pembatasan impor belum diterimanya, karena kebijakan impor itu merupakan kebijakan yang dikeluarkan Pusat.

“Kami tidak memutuskan apa boleh impor atau tidak karena itu adalah kebijakan Pusat. Sesuai informasi, Kementerian Perdagangan sementara menyetop lalu lintas ekspor impor perdagangan dari China,” kata Jarta saat ditemui di Ruang Kerjanya, Selasa (4/2/2020).

Pos Pencarian dan Pertolongan Kabupaten Jembrana Cari Relawan Penyelamatan Orang Tenggelam

20 Persen Desa di Bali Masuk Zona Bahaya, BPBD Bali Terus Berupaya Membangun Kesadaran Bencana

Fakta Terbaru, King of The King Dony Pedro Ternyata Anggota TNI Aktif

Ia berkata, khusus di Bali yang menjadi masalah adalah ketersediaan bawang putih.

Hampir 70 persennya adalah impor dari China karena harga bawang putih disana lebih bersaing.

“Kita hanya mengikuti kebijakan Pusat. Kalau Pusat tidak mengimpor berarti pasti akan berdampak pada ketersediaan bawang putih di Indonesia, karena kita sangat tergantung pada impor itu,” ujarnya.

Sementara di daerah sendiri, sekarang ini baru memasuki musim tanam.

Adapun upaya yang dilakukan agar tidak ketergantungan impor dari China ini adalah dengan cara menanam bawang putih di Desa Songan, Kecamatan Kintamani, Bangli, karena disana sudah ditemukan varietas unggul bawang putih yang kualitasnya mendekati dengan yang ada di China.

Pihaknya mengaku masih memiliki stok bawang putih hanya sampai pertengahan April 2020 atau 3,5 bulan terhitung dari Januari 2020.

Selanjutnya akan dicari cara untuk mengimpor bawang putih dari negara lain mengingat  stok bawang putih di Bali semakin menipis .

Disperindag mencatat pada Januari-Maret persediaan bawang putih di Bali mencapai 3.953 ton sedangkan kebutuhan perbulannya sekitar 1.127 ton.

Sehingga, berdasarkan hitungan data bulan Januari, Februari, Maret, stok bawang putih di Bali sudah mulai menipis.

Perkiraannya pada April mendatang stoknya sudah mulai habis, dan Bali terancam kekurangan bawang putih.

Adapun harga bawang putih di beberapa pasar di Bali seperti Pasar Badung, Pasar Nyangelan, Pasar Kreneng dan Pasar Agung, pada Selasa (4/2/2020) rata-rata adalah Rp 52.875 per kilogram.

Atau naik Rp 3.000 per kilogram jika dibandingkan hari sebelumnya, yaitu Rp 49.875.

Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Bali, Nyoman Tangkas Sugiharta menambahkan skema pendistribusian bawang putih ke Indonesia melalui 4 pelabuhan dan 1 bandara.

Keempat Pelabuhan itu antara lain, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Belawan dan Makassar.

Sedangkan untuk Bandaranya adalah di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng. 

Menurutnya bawang putih tersebut tidak langsung diturunkan di daerah karena tujuannya agar produk bawang putih dalam negeri menjadi laku.

Sehingga bawang putih tidak diperbolehkan turun selain di 5 titik tersebut untuk mempermudah pengawasannya.

Khusus bawang putih untuk Bali dipasok dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.

Sedangkan distributor utama bawang putih di Bali berada di Pasar Galiran, Klungkung. 

Selain dari impor ia menyebut kebutuhan bawang putih di Bali juga dipenuhi dari Bima, NTB.

Tangkas berkata Pemerintah akan terus memantau peredaran bawang putih di Bali agar tidak ada penimbunan-penimbunan yang berlebihan di tingkat distributor sehingga menyebabkan kekosongan barang di pasar.

“Kalau gangguan impor ini berlangsung lama maka otomatis stoknya akan berkurang, sementara di alam juga tidak ada. Apalagi mendekati Hari Raya Galungan dan apalagi bawang putih sangat dibutuhkan masyarakat,” tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved