Pemkab Badung Mulai Bangkitkan UMKM untuk Produksi Masker, Disinfektan dan Hand Sanitizer
Widiana menyebut alat yang dapat diproduksi oleh UMKM adalah masker yang dibuat dari kain, disinfektan, dan hand sanitizer.
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, BADUNG – Pemerintah Kabupaten Badung, melalui Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan setempat memotivasi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di wilayahnya memproduksi alat untuk melindungi diri dari covid-19.
Hal itu dilakukan untuk membantu masyarakat dalam melakukan pencegahan terhadap pandemi virus corona (Covid-19.
Kepala Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan Kabupaten Badung, I Made Widiana, mengaku UMKM di Badung kini sudah bisa memproduksi alat-alat tersebut.
Kata dia alat yang dapat diproduksi oleh UMKM adalah masker yang dibuat dari kain, disinfektan, dan hand sanitizer.
“Kami berikan dorongan terhadap pelaku usaha kecil ini sebagai upaya turut melindungi masyarakat dari pandemi virus corona (Covid-19),” ujar Widiana, Senin (6/4/2020).
• Badung Sudah Nikmati Hasil Pariwisata, Dewan Desak Pemkab Bantu Karyawan yang Kena PHK Akibat Corona
• 100 Kamar Hotel Neo Disiapkan Pemkot Denpasar untuk Transit Tenaga Medis yang Merawat Covid-19
• Tahapan Pilkel Serentak di Klungkung Tetap Berjalan, Deklarasi Calon Perbekel Digeser ke Desa
Menurutnya, dalam mendorong UMKM tersebut, pihaknya memberikan pendampingan, sehingga bisa mendorong industri kecil tumbuh berkembang.
Selain itu memotivasi UMKM untuk terus meningkatkan produksi yang nantinya akan digunakan masyarakat pada umumnya.
“Ini kita lakukan, agar UMKM di Badung juga berkembang, meski adanya wabah Covid-19,” jelas mantan Camat Kuta Selatan itu.
Menurutnya, di Kabupaten Badung sementara terdapat tujuh pelaku UMKM yang telah memproduksi masker kain, disinfektan, dan hand sanitizer.
Adapun tujuh UMKM yang telah memproduksi, yakni pelaku usaha di Desa Bongkasa, Kerobokan, Dalung, Kerobokan Kaja, dan Benoa Kecamatan Kuta Selatan.
“Masker buatan UMKM Badung ini dijual dari harga Rp 6000 hingga RP 7000, jadi selain turut mencegah Covid-19 pelaku UMKM juga bisa menafkahi keluarga dari penjualan ini,” harapnya.
• Desa Pejeng Kangin Gianyar Tekan Pengangguran Warganya dengan Menggencarkan Proyek Desa
• Meski Ditutup, Objek Wisata Sangeh Tetap Keluarkan Dana 12 Juta Per Bulan Buat Beli Pakan Monyet
• Perihal Mudik Lebaran, Wakil Ketua DPRD Bali Minta Masyarakat Ikuti Imbauan Pemerintah
Dikatakan, kegiatan yang dikerjakan UMKM dan usaha garmen kecil itu pasti membuka lapangan kerja.
“Lapangan kerja jalan. Setidaknya ikut membantu sebagian masyarakat. Setelah pandemi ini berakhir, semua industri itu harus terdata dan kita dorong terus tumbuh,” katanya.
Selain industri jalan, para UMKM juga bisa bekerja di rumah, dengan melakukan penjualan dengan cara online.
Sehingga bisa mematuhi imbauan pemerintah untuk tetap berada di rumah untuk pemutusan rantai penyebaran Covid-19 itu.
“Mereka kan bisa bekerja di rumah. Jadi kami sangat mendorong UMKM dalam meningkatkan produksi atau keahiliannya dalam berwirausaha,” pungkasnya. (*)